BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia tidak dapat bertahan hidup tanpa adanya air karena 70% dari tubuh manusia terdiri dari air. Tidak ada air maka tidak akan ada kehidupan atau dapat dikatakan without water so we don’t have life. Bayangkan bagaimana hidup ini tanpa adanya air. Akan tetapi kesadaran manusia yang sangat kurang akan kegunaan air yang menyebabkan air ini tercemar.
Dapat kita lihat sendiri di lingkungan sekitar, bukan hanya di daerah kota, di desa pun sendiri dapat mengalami pencemaran air akibat tidak tersedianya tempat pembuangan sampah. Dalam hal ini pemerintah seharusnya menyediakan tempat pembuangan sampah yang memadai untuk setiap daerah agar tidak terjadi yang namanya pembuangan sampah sembarangan yang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan. Telah diketahui bersama bahwa di daerah kota bangunan-bangunan begitu rapat sehingga untuk tempat pembuangan sampah sangatlah terbatas yang membuat masyarakat kota membuang sampah bukan pada tempatnya. Walaupun tempat tersebut terdapat papan peringatan yang melarang untuk membuang sampah pada tempat tersebut.
Di daerah kota terdapat sebuah wadah yang dinamakan kanal. Dimana kanal merupakan sebuah terusan yang menghubungkan dua sungai atau laut yang berfungsi sebagai pencegah banjir. Pada umumnya kanal dikenal dengan suatu wadah yang lekat dengan keindahan dan kejernihan air sehingga menjadi icon kebanggaan kota tersebut. Menanggapi hal di atas dan sesuai dengan UU No. 23 Tahun 1997 Pasal 6 ayat 1 yang berbunyi : ”Setiap orang berkewajiban memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup serta mencegah dan menanggulangi pencemaran dan perusakan lingkungan hidup”
(http://dplhk.makassarkota.go.id/download/regulasi/uu/uu2397/bab3.html)
Akan tetapi pada kenyataannya kanal yang terdapat di Makassar khususnya di daerah Pabaeng-baeng tidak dimanfaatkan sesuai dengan fungsinya. Sehingga air yang terdapat di kanal tersebut tercemar dan akan mengganggu keadaan lingkungan sekitarnya baik itu dari segi keindahan maupun kesehatan.
Berdasarkan uraian di atas maka kami berinisiatif untuk melakukan suatu penetilian yang berjudul Persepsi Masyarakat Terhadap Kebersihan Kanal Pabaeng-baeng Kota Makassar.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah
“Bagaimana persepsi masyarakat terhadap kebersihan kanal Pabaeng-Baeng kota Makassar?”
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap kebersihan kanal Pabaeng-Baeng kota Makassar.
D. Manfaat Penelitian
1. Teoretis
a. Sebagai studi literatur mengenai kebersihan kanal di Pabaeng-Baeng kota Makassar
2. Praktis
a. Bagi peneliti, menambah pengetahuan mengenai persepsi masyarakat terhadap kebersihan kanal di Pabaeng-Baeng.
b. Bagi masyarakat, memberikan kesadaran akan pentingnya kebersihan kanal.
c. Bagi pemerintah, memberikan masukan kepada instansi terkait untuk lebih memperhatikan kebersihan kanal.
d. Dapat dijadikan sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Letak Geografis Kota Makassar
Kota Makassar mempunyai posisi strategis karena berada di persimpangan jalur lalu lintas dari arah selatan dan utara dalam propinsi di Sulawesi, dari wilayah kawasan Barat ke wilayah kawasan Timur Indonesia dan dari wilayah utara ke wilayah selatan Indonesia. Dengan kata lain, wilayah kota Makassar berada koordinat 119 derajat bujur timur dan 5,8 derajat lintang selatan dengan ketinggian yang bervariasi antara 1-25 meter dari permukaan laut. Kota Makassar merupakan daerah pantai yang datar dengan kemiringan 0 - 5 derajat ke arah barat, diapit dua muara sungai yakni sungai.Tallo yang bermuara di bagian utara kota dan sungai Jeneberang yang bermuara di selatan kota. Luas wilayah kota Makassar seluruhnya berjumlah kurang lebih 175,77 Km2 daratan dan termasuk 11 pulau di selat Makassar ditambah luas wilayah perairan kurang lebih 100 Km².
Jumlah kecamatan di kota Makassar sebanyak 14 kecamatan dan memiliki 143 kelurahan. Diantara kecamatan tersebut, ada tujuh kecamatan yang berbatasan dengan pantai yaitu kecamatan Tamalate, Mariso, Wajo, Ujung Tanah, Tallo, Tamalanrea dan Biringkanaya.
Kota Makassar sendiri berdekatan dengan sejumlah kabupaten yakni sebelah utara dengan kabupaten Pangkep, sebelah timur dengan kabupaten Maros, sebelah selatan dengan kabupaten Gowa dan sebelah barat dengan Selat Makassar.
B. Pengertian Persepsi Masyarakat
Menurut Atkinson (Arham, 2007; 6) persepsi adalah proses dimana kita mengorganisasi dan menafsirkan pada stimulus tertentu dalam lingkungan. Lebih lanjut oleh Sarwono (Arham, 2007; 5) persepsi adalah hasil proses pengindraan manusia terhadap objek yang menghasilkan makna tentang objek tersebut pada diri manusia yang bersangkutan dimana pada akhirnya persepsi tersebut akan menyebabkan timbulnya reaksi. Berdasarkan definisi di atas kami dapat menyimpulkan bahwa persepsi adalah pengamatan tentang objek yang ada di sekitar lingkungan untuk selanjutnya dikaji lebih dalam.
Menurut Jhon J. Macionis (Saptono, 2007 ; 35) masyarakat adalah orang-orang yang berinteraksi dalam sebuah wilayah tertentu dan memiliki budaya bersama. Menurut (Saptono, 2007 ; 35 ) masyarakat adalah sekelompok individu yang memiliki kepentingan bersama dan memiliki budaya serta lembaga yang khas. Jadi berdasarkan definisi di atas masyarakat adalah sekelompok orang yang bermukim di suatu wilayah tertentu, memiliki budaya, dan tujuan yang sama.
Menurut Rudiwiarti dan Anugerah (Arham, 2007 ; 7 ) persepsi masyarakat adalah suatu konstruksi yang rumit yang fungsi utama untuk mengorganisir pengetahuan dan kemudian menyediakan fasilitas untuk berkomunikasi, selalu melibatkan aktivitas yang membutuhkan kecerdasan, bukan sekedar mengandalkan kesempurnaan daya reflex saja dan untuk mencari pengertian lebih dalam tentang objek persepsi suatu system yang disebut persepsi.
Dari definisi diatas dapat di simpulkan bahwa persepsi masyarakat adalah suatu pandangan yang dipahami oleh sekelompok orang yang tergabung dalam suatu wilayah.
C. Kebersihan Lingkungan
Kebersihan adalah keadaan bebas dari kotoran, termasuk diantaranya, debu, sampah dan bau. (www.wikipedia.com). Menurut KBBI kebersihan adalah perihal (keadaan) bersih; kesucian, kemurniaan; ketulenan. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kebersihan adalah suatu keadaan steril yang terbebas dari kotoran dan mencerminkan kesucian dan kemurnian. Menurut Mustofa (Sukman, 2008 ; 4) lingkungan adalah semua faktor luar, fisik, dan biologis yang secara langsung berpegang terhadap ketahanan hidup, pertumbuhan, perkembangan reproduksi organisme. Lebih lanjut lingkungan adalah keadaan alam tempat masyarakat manusia saling berinteraksi.(Saptono, 2007 ; 3). Berdasarkan pengertian di atas lingkungan adalah suatu tempat dimana masyarakat berkumpul dan berinteraksi satu sama lain.
Kebersihan lingkungan adalah kebersihan tempat tinggal, tempat bekerja dan berbagai sarana umum.(Anonim, 2009, 24 April 2009). Kebersihan lingkungan adalah suatu keadaan dimana lingkungan tersebut layak untuk di tinggali manusia, keadaan kesehatan manusia secara fisik dapat terjaga.(Anonim, 2008, 24 April 2009)
D. Kanal
Kanal adalah sebuah kata yang penuh imajinasi tentang keindahan dan menjadi icon kebanggaan suatu kota yang airnya jernih, tepi kanal dipenuhi rumput hijau atau bunga-bungaan, ada bangku di bawah pepohonan yang teduh. (Anonim 2006, 23 April 2009). Selain itu, kanal dapat diartikan sebagai terusan yang berfungsi sebagai wadah untuk menyalurkan genangan air atau banjir di suatu wilayah.
Kanal di Makassar tercemar karena limbah padat dan limbah cair perkotaan (limbah domestik) sehingga sangat sulit membersihkannya. Kalau hanya limbah padat kerahkan puluhan excavator dan truk pengeruk kanal, dalam sehari kanal-kanal kota Makassar akan bersih. Tapi bersihkah kanal dengan mengeruk limbah padatnya? Tidak demikian, karena kanal di kota Makassar adalah terminal akhir seluruh sistem jaringan selokan kota Makassar, meski dikeruk dalam beberapa hari kanal menjadi tercemar lagi karena air selokan yang merupakan air limbah domestik (grey water) dari semua rumah di Makassar tetap masuk ke kanal dan dalam tempo beberapa hari air kanal berangsur lagi ditumbuhi jamur, lumut, sehingga berwarna pekat, berbau, terbentuk lendir, endapan, buih dan sebagainya akibat reaksi fisika-kimia maupun biologis polutan yang ada di dalam air limbah domestik.
Pasar tradisional di Makassar menjadi penyebab utama bertumpuknya sampah di kanal. Menurut Kadir Halid, rata-rata yang membuang sampahnya di kanal adalah pedagang kaki lima di pinggiran pasar.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif kualitatif.
B. Batasan Istilah
Untuk memperjelas luang lingkup dari penelitian ini maka batasan istilah dalam penelitian ini adalah :
1. Persepsi adalah penilaian masyarakat mengenai kebersihan kanal Pabaeng-baeng kota Makassar.
2. Kebersihan Lingkungan adalah suatu keadaan dimana lingkungan sekitar kanal tersebut layak untuk ditinggali masyarakat, keadaan kesehatan masyarakat secara fisik dapat terjaga.
3. Kanal dapat diartikan sebagai terusan yang berfungsi sebagai wadah untuk menyalurkan genangan air atau banjir di suatu wilayah.
C. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kanal Pabaeng-baeng jl. Sultan Alaudin Kec. Tamalate Kotamadya Makassar pada bulan April 2009. Di mana di sekitar kanal tersebut terdapat sebuah pasar tradisional Pabaeng-baeng.
D. Unit Analisis
Unit analisis pada penelitian ini adalah masyarakat yang bermukim disekitar kanal tersebut.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah
1. Teknik Observasi
Teknik observasi adalah suatu cara pengumpulan data dimana penelliti melakukan pengamatan langsung terhadap objek yang di teliti.
2. Teknik Wawancara
Teknik ini dilakukan dengan wawancara langsung terhadap masyarakat setempat secara terbuka dengan berdasar pada instrument penelitian.
3. Teknik Dokumentasi
Teknik ini dilakukan untuk melengkapi data yang diperoleh dengan pengambilan gambar terhadap objek yang diteliti.
F. Analisis Data
Data dalam penelitian ini di analisis secara deskriptif yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang upaya yang harus di lakukan untuk menghindari pencemaran lingkungan di sekitar kanal sekitar pasar Pabaeng-baeng.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Dari penelitian yang dilaksanakan di kanal pabaeng-baeng Jl. Sultan Alaudin Kec. Tamalate Kotamadya Makassar dapat dipaparkan hasilnya sebagai berikut :
1. Observasi
Pada pengamatan yang dilakukan menuju lokasi penelitian ditinjau dari lokasi kanal Pabaeng-baeng dimuali dari Auditorium SLB Dg. Tata Raya. Jalan menuju lokasi kanal pabaeng-baeng kondisinya sangat kotor, terdapat banyak sampah yang berserakan di pinggir jalan. Sekitar jalan terdapat banyak saluran air yang kotor. Setelah mencapai pemukiman masyarakat di sekitar kanal pabaeng-baeng, peneliti menemukan banyak sampah yang berasal dari rumah warga. Sampah tersebut berasal dari pasar pabaeng-baeng dan sampah dari masyarakat yang melintasi sekitar kanal Pabaeng-baeng.
Kanal pabaeng-baeng tercemar dengan ribuan sampah anorganik, dan di pinggir kanal Pabaeng-baeng juga terdapat pembatas besi yang rusak, jembatan penghubung yang tak terpelihara dengan baik. Di sekitar kanal juga terdapat pasar yang merupakan sumber sampah untuk kanal tersebut. Terdapat pula papan peraturan pemerintah yang berisi larangan membuang sampah ke kanal yaitu : “Perda No. 14 Tahun 1999 tentang Retribusi Pelayanan Persampahan Pasal 21 Pelanggaran Perda Ini Diancam Kurungan Paling lama 6 Bulan atau Denda Sebesar Rp 5 000 000, 00 (Lima Juta Rupiah), Pemkot Makassar”.
Kesadaran masyarakat tentang peraturan tersebut masih kurang. Hal ini terbukti bahwa masih banyak sampah yang tertampung di kanal Pabaeng-baeng.
2. Persepsi Masyarakat tentang Kanal Pabaeng-baeng
Responden yang diperoleh dari wawancara menyatakan pendapat yang berbeda-beda. Diantaranya, ada masyarakat yang beranggapan bahwa kanal tersebut merupakan saluran pembuangan, selokan besar, tempat sampah, penghambat banjir, bahkan ada masyarakat yang beranggapan bahwa kanal tersebut merupakan sungai buatan.
3. Manfaat Kanal di Lingkungan Masyarakat Pabaeng-baeng
Berdasarkan data yang diperoleh dari responden maka dapat diketahui bahwa kanal Pabaeng-baeng memberikan manfaat sebagai saluran air, tempat nongkrong, tempat memancing, sarana antisipasi banjir dan tempat pembuangan sampah.
4. Keadaan Kanal Pabaeng-baeng
Keadaan kanal Pabaeng-baeng menurut masyarakat sekitar sangatlah kotor, tercemar, menimbulkan bau yang tidak sedap bahkan ada yang menganggap bahwa baunya tidak mengganggu.
5. Faktor Penghambat Kebersihan Kanal Pabaeng-baeng
Kurangnya inisiatif masyarakat dalam mengupayakan kebersihan kanal menyebabkan masyarakat menggunakan kanal sebagai tempat pembuangan sampah.
6. Harapan Masyarakat untuk Kanal Pabaeng-baeng kedepannya
Adapun harapan masyarakat yaitu :
a. Diadakannya pembersihan kanal setiap minggu.
b. Pemberlakuan aturan yang tegas serta adanya pihak pengawas terhadap kebersihan kanal Pabaeng-baeng.
c. Disediakannya alat yang cukup memadai untuk pembersihan kanal.
7. Solusi yang Telah Dilakukan Masyarakat dan Pemerintah terhadap pembersihan Kanal Pabaeng-baeng
Adapun solusi yang telah dilakukan oleh masyarakat dan pemerintah adalah sebagai berikut :
a. Program Pemerintah yang menggerakkan pasukan ABRI atau ARMET untuk melakukan pembersihan kanal pabaeng-baeng selama 3 hari berturut-turut.
b. Pihak kelurahan telah melakukan program kerja bakti untuk pembersihan kanal pabaeng-baeng selama sekali seminggu.
B. Pembahasan
Kanal Pabaeng-baeng sebenarnya sangat bermafaat untuk masyarakat di sekitar lingkungan kanal tersebut namun, kurangnya kesadaran masyarakat akan pengertian dan fungsi kanal yang sebenarnya. Misalnya pelajar, saat ditemui sedang beristirahat di rumahnya, ia menjawab pertanyaan peneliti dengan menitik beratkan pembersihan kanal Pabaeng-baeng, yang ada disekitar pemukiman warga.
“Setahu saya kanal itu adalah tempat pembuangan sampah (Pelajar)”. Hal ini membuktikan bahwa kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya kanal Pabaeng-baeng sebagai salah satu solusi untuk mengantisipasi datangnya banjir.
Dari hasil penelitian yang peneliti dilakukan melalui wawancara dengan masyarakat daerah sekitar kanal Pabaeng-baeng, peneliti dapat menyimpulkan bahwa kanal Pabaeng-baeng banyak digunakan masyarakat untuk tempat membuang sampah.Adanya pasar disekitar kanal Pabaeng-baeng memperparah buruknya kebersihan kanal. Kebanyakan dari mereka pada umumnya menjadikan kanal Pabaeng-baeng sebagai alternatif pembuangan sampah. Yang menarik adalah jembatan dikanal Pabaeng-baeng, terdapat peraturan larangan untuk membuang sampah di kanal Pabaeng-baeng dan bahkan dikenakan sanksi bagi yang membuang sampah sembarangan. Namun faktanya keadaan kanal pa’baeng-baeng sangat kotor. Seakan-akan masrarakat hanya sekedar melihat saja papan pengumuman tersebut tanpa mencoba untuk mematuhi dan menerapkannya.
Saat ditemui dirumahnya kebanyakan penduduk berpendapat bahwa dengan adanya kanal Pabaeng-baeng, tidak terjadi lagi banjir di lingkungan masyarakat Pabaeng-baeng dan mereka mengharapkan agar kanal tersebut dapat berfungsi dengan efektif baik dengan adanya tindakan atau peran masyarakat dan pemerintah agar kanal pa’baeng-baeng dapat berfungsi dengan efektif. Karena selama ini belum ada yang menaruh perhatian lebih terhadap kanal tersebut. Kurangnya pemahaman tentang kebersihan lingkungan kanal pa’baeng-baeng membuat keadaan kanal sangat buruk dan tak terpelihara dengan baik. Masyarakat juga mengharapkan kebersihan kanal Pabaeng-baeng dapat terjaga, dan masyarakat juga berharap kepada para pemerintah untuk mengefektifkan peraturan larangan pembuangan sampah dikanal dengan tegas. Pergerakan dan perbaikan kanal Pabaeng-baeng juga perlu dilkukan agar masyarakat tidak resah ketika datangnya musim penghujan dan bau yang tak sedap dari kanal tersebut
Adapun solusi yang dilakukan pemerintah dan masyarakat yaitu adanya peraturan pelarangan pembuangan sampah pada kanal, dan adanya pengarahan ARMED / ABRI untuk kerja bakti yang dilakukan sekali sebulan dan masyarakat sekitar untuk kerja bakti membersihkan kanal sekali seminggu serta pengadaan truk sampah oleh Dinas Kebersihan. Kesadaran masyarakat itu sendiri juga menetukan kebersihan kanal yang ada di sekitar lingkungan .
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan pembahasan maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa masyarakat di sekitar Pabaeng-baeng menganggap kanal adalah tempat pembuangan sampah, hal ini terjadi karena kurangnya kesadaran masyarakat mengenai kebersihan lingkungan dan fungsi kanal itu sendiri. Oleh karena itu masyarakat setempat mengharapkan perhatian lebih dari pemerintah untuk mempertegas aturan yang telah ditetapkan dan adanya kegiatan kerja bakti pembersihan kanal secara rutin.
B. Saran
Dalam penelitian ini kami menyarankan kepada:
1. Pemerintah setempat, agar lebih mempertegas peraturan yang telah ditetapkan tentang larangan pembuangan sampah di sekitar kanal Pabaeng-baeng.
2. Masyarakat sebaiknya menjaga kebersihan serta keindahan sekitar kanal Pabaeng-baeng.
3. Peneliti selanjutnya agar lebih melengkapi referensi yang relevan dan mengkaji masalah persepsi masyarakat tentang kebersihan kanal Pabaeng-baeng lebih dalam.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009. Definisi Kebersihan, diakses 24 April 2009
Rahman, Arham, dkk. 2007. Persepsi Masyarakat Terhadap Implementasi Pemekaran Sinjai Barat dalam Pembangunan di Kelurahan Pasir Putih Kecamatan Sinjai Borong Kabupaten Sinjai. Karya Tulis Ilmiah.
Saptono & Bambang Suteng S. 2007. Sosiologi ( Jilid 1 ), PT. Phibeta Aneka Gama: Jakarta.
Sukman. 2008