Blogger news

Minggu, 20 Oktober 2013

Desa Punagaya Kekurangan Air



KONDISI DESA PUNAGAYA
            Kondisi Desa Punagaya memuat lembaran sistematik tentang demografi perekonomian masyarakat desa, penduduk dan sosial,sarana dan prasarana desa serta pemerintahan dan kelembagaan masyarakat yang ada di desa.

Desa Punagaya adalah merupakan salah satu desa yang terletak di wilayah Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto dengan luas wilayah 1.413 Km2 jika dilihat dari letak geografisnya Desa Punagaya termasuk desa pesisir yang sebagian desa dikelilingi oleh laut. Desa Punagaya memiliki luas wilayah 8,80 Km dan dihuni oleh 841 KK yang terdiri dari 3.378 jiwa dengan perbandingan Laki-Laki 1.666 jiwa sedangkan perempuan 1.712 jiwa. (sesuai dengan hasil sensus 2010)

Desa Punagaya ini sejak dulu dinamakan Punagayasecara umum tetapi dalam keadaan sekarangmaka Desa Punagaya makin meningkat karena sudah di rombak secara administrasi dan dibentuk beberapa dusun yakni dibentuk enam dusun yaitu :
-  Dusun Baji Pa’Mae mempunyai 2 RK
-  Dusun Balang Toddo mempunyai 4 RK
-  Dusun Bonto Mate’ne mempunyai 2 RK
-  Dusun Bungung Labuang mempunyai 2 RK
-  Dusun Kawaka mempunyai 2 RK
-  Dusun Biring Kassi mempunyai 2 RK
          Maka dari itu Desa Punagaya sampai sekarang tetap di katakana Dea pesisir dan sering dikunjungi oleh pedagang dari luar.

        Bila dari keadaan dari Demografi Desa Punagaya termasuk dataran rendah dengan ketinggian rata-rata 0 – 500 meter dari permukaan laut, erta curah hujan 1.543/tahun. Desa punagaya berada di pesisir pantai secara umu demografi desa dataran. Iklim dan curah hujan Desa Punagaya memiliki iklim tropis dengan suhu rata-rata mencapai 29 Co serta memiliki tipe musim kemarau dan hujan, Desa Punagaya bila dilihat geografisnya berada di dataran rendah dan sebagian desa bagian selatan dikelilingi oleh laut, namun Desa Punagaya ini kalau mengenai kebutuhan air cukup tapi masih ada satu dusun yang susah mendapatkan air bersih yakni Dusun Baji Pa’mae.

Jumlah kependudukan dan tingkat pertumbuhan penduduk Desa Punagaya dari hasil bulan agustus 2010 total jumlah penduduk Desa Punagaya berjumlah 3.378 jiwa dimana jumlah jiwa Laki-Laki 1.666 jiwa dan jumlah perempuan 1.712 jiwa. Terdiri dari 841 KK selama 3 tahun terakhir ini rata-rata tingkat pertumbuhan penduduk di Desa Punagaya sebesar 43,3 jiwa/tahun diantaranya merupakan pendudukperempuan dan laki-laki yang masing-masing dusun.
Tingkat kesejahteraan masyarakat dari sensus yang dilakukan pada tahun 2010 ini diketahui bahwa penduduk Desa Punagaya sebanyak 841 KK yang berstatus keluarga sangat miskin, 600 KK miskin sedang 3 KK Kaya. Data ini berdasarkan hasil sensus peringkat kesejahteraan masyarakat yang dilaksanakan pada bulan Juni – Agustus 2010di Desa Punagaya . penentuan aspek atau indikator tingkat kesejahteraan masyarakat di Desa Punagaya di dasarkan pada usulan masyarakat secara umum ada 13 indikator atau aspek kesejahteraan masyarakat yang di maksud seperti : rumah, pekerjaan, kepemilikan, ternak, kepemilikan lahan, sarana air bersih, bahan bakar memasak, penerangan, kemampuan menyekolahkan anak, membeli pakaian, kemampuan berobat, kepemilikan kendaraan dan pola makan. Setiap aspek kesejahteraan memiliki cirri-ciri tersendiri sesuai dengan situasi yang dialami oleh setiap masyarakat dan kepala keluarga di Desa Punagaya.
Tingkat pendidikan masyarakat Desa Punagaya pada umumnya masih rendah bahkan di Zaman sekarang ini anak usia sekolah masih ada yang tidak sekolah disebabkan karena factor kesadaran orang tua masih rendah tentang pentingnya pendidikan bagi masa depan anak. Saat ini anak-anak putus sekolah itu masih sangat tinggi sementara sekolah di SD 435, sementara sekolah SMP 171, sementara SMA 83 usia anak sekolah yang belum sekolah 47 orang. Selain itu ada persepsi masyarakat yang terbangun bahwa meskipun sarjana belum tentu mendapatkan pekerjaan yang mapan atau jadi PNS. Persepsi inilah yangmembuat orang tua kurang termotivasi menyekolahkan anaknya kejenjang yang lebih tinggi, rendahnya tingkat pendidikan masyarakat banyak dipengaruhi oleh faktor ekonomi.
Adapun sumber mata pencaharian Desa Punagaya adalah petani sawah dan kebun sebanyak 767 orang, PNS 7 orang, buruh tani 62 orang, tukang becak 6 orang, petani/pedagang 9 orang, petani/sopir 9 orang, tukang ojek 15 orang guru honor 5 orang dan TNI 1 orang. Terlihat jelas sumber mata pencaharian utama masyarakat Desa Punagaya adalah bertani sehingga perekonomian masyarakat desa ini banyak ditentukan oleh hasil produksi pertanian.
Selain itu tingkat kesuburan tanah lahan pertanian mulai berkurang karena penggunaan pupuk  pada tanaman berlebihan dan keterampilan dalam mengolah lahan masih sangat terbatas di Desa Punagaya para petani disaat musim hujan sudah mulai tiba maka mereka tinggal dikebunnya karena jarak rumah sangat jauh.
Tantangan dan hambatan hasil pertanian di Dea Punagaya pada umumnya pemasaran, bagi para petani mereka menjual hasil pertaniannya melalui pedagang karena sarana transportasi masih kurang atau masih terbatas tetapi beberapa tahun terakhir ini petani Desa Punagaya hasil panennya dengan transportasi sarana ke pasar dengan cara naik mobil atau dengan sarana transportasi lainnya. Seperti ojek namun mengingat kapasitas muatan terbatas serta biaya yang dikeluarkan juga sangat mahal mengakibatkan sarana ojek jarang dimanfaatkan petani dalam memasarkan hasil pertaniannya.
Petani di Desa Punagaya jarang mendapatkan bantuan bibit-bibit yang unggul maka dari itu petani di Desa Punagaya sering terjadi gagal panen, disebabkan tidak adanya bibit unggul dan mata air pada musim kemarau dan sering terjadi pada petani di Desa Punagaya yaitu tanaman tergenang banjir karena tidak adanya irigasi dan sempitnya saluran drainase.





PUNGAYA KEKERINGAN





Air bersih sangat langka di Punagaya masyarakat harus membeli 45.000-50.000 air per Bak . Ada beberapa sumur yang ada di Desa Tersebut namun Airnya sudah kering dan tidak bisa digunakan untuk minum  . Kekeringan yang parah terjadi di Desa Punagaya tepatnya Dusun Baji` Pamae, menurut Warga dan Penyalur Air Bersih, ketika hendak membuat sumur atau menggali sumur bor tidak ada sumber air yang ditemukan. Jika pun ada biasanya airnya asin . Terlihat kesibukan warga untuk mengambil air di sumur setiap Pagi dan Sore harus membawa jergen air dan gerobak bahkan warga rela berjalan kaki yang jaraknya cukup jauh dari rumah mereka untuk mendapatkan air baik dengan berjalan kaki, mengendarai delman, atau kendaraan bermotor. Bahkan Mushollah dan  Mesjid di Dusun Baji` Pamae Tidak mampu  menyediakan air untuk Jemaah yang ingin ber wudhu akibat minimnya air di daerah tersebut dan membuat motivasi spiritual masyarakat turun untuk melaksanakan sholat berjamaah . Mayoritas masyarakat membeli air galon 50.000rb /Galon untuk air minum sehari-hari . 




Sementara di sisi bumi yang lain kita masih bisa  menikmati Air yang melimpah, bahkan membuangya tanpa pernah meraskan bagaimana berada di posisi mereka yang kekurangan Air. Berjuang menempuh perjalanan jauh untuk mendapatkan Air.
Teringat Sebuah Puisi yang Pernah Kubuat tahun 2012

Tanah Fakir

Aku mengemis pada langit
Tolong sedekahmu sedikit rintik
Padiku tak menguning seindah saat kau fajar..
Aku mengais pada sisa hujan Dikubangan lumpur
Sayang, Semua habis terkubur
Dalam retak-retak bumi uzur

Aku sisir tapak sungai yang damai
Tapi hanya ada ranting-ranting kering terdampar rapuh
Diterjang arogan arus yang hilang dalam kemarau

Aku cari mata air di lereng gunung ..
Terjal curam tebing dilalui pendaki ulung
Tapi yang ada , tinggal kantong air yang kering.
Sampai burung hutan melolong kehausan

Sumur-sumur kosong tak menolong
Ikan-ikan mati tercekik terik
Tanaman jadi bangkai diladang tandus
Tanah fakir mengemis-ngemis air.
Penduduk mengais-ngais kotoran hujan
Aku tak peduli jadi pengemis atau pengais
Yang penting  aku bisa hidup dibulan kemarau
Yang lebih miris dari pengemis


-- Mari Kita  bijak dan menghargai setetes Air, setengah liter AIR yang kita buang sangat berharga untuk mereka... ( red. Rudi)--