Blogger news

Selasa, 09 Oktober 2012

Bahan Ek.Pembangunan II PENGANTAR EKONOMI PEMBANGUNAN ( Dosen : H. Abbas Saleh, SE.MSi ) B. Indikator dalam Pembangunan Ekonomi I. Kriteria/Syarat Umum untuk Pembangunan Menurut Meier dan Baldwin, agar pembangunan itu dapat berjalan diperlukan syarat-syarat seperti berikut : 1. Kekuatan yang berasal dari dalam : Proses pembangunan harus dilaksanakan atas dasar yang terdapat di dalam masyarakat negara yang sedang membangun, adanya kehendak untuk menaikkan taraf hidup harus timbul dari masyarakat itu sendiri. Bantuan dari luar hanya membantu berlangsungnya pembangunan, kekuatan dari luar tidak dapat berfungsi sebagai pengganti bagi kekuatan-kekuatan dari dalam. Beberapa proyek dapat dimulai dengan bantuan dari luar negeri, tetapi ini tidak dapat menjamin berlangsungnya pembangunan. Jadi kekuatan dari luar hanya merupakan pelengkap saja. Bantuan luar negeri yang berupa investasi asing akan cendrung menanam modalnya kearah sumber-sumber alam untuk pasaran internasional sehingga belum tentu menguntungkan perkembangan rakyat setempat, oleh karenanya inisiatif dan pengaturan institusi masyarakat untuk membangun harus tumbuh dari dalam masyarakat itu sendiri. 2. Menyempurnakan Pasar Ketidak sempurnaan pasar harus dihilangkan, karena keadaan itu akan mengakibatkan : a. Membatasi mobilitas faktor-faktor produksi b. Merintangi perluasan dan pengembangan pasar c. Membatasi pengaruh suatu sektor yang berkembang terhadap sektor-sektor yang lain. Untuk mengatasi hal tersebut diatas maka harus diadakan penyempurnaan pasar yaitu dengan cara mengubah bentuk-bentuk organisasi sosial dan ekonomi, Praktek-praktek monopolistis harus dikurangi dan pasar capital harus diperluas. 3. Akumulasi Kapital Menurut teori-teori pembangunan Klasik sampai dengan post Keynesian, dikatakan bahwa dalam proses pembangunan akumulasi capital riil mempunyai peranan yang penting. Akumulasi capital mengandung tiga kegiatan penting yang saling bergantung satu sama lain yaitu : a. Menambah volume tabungan riil b. Mekanisme pembiayaan dan kredit c. Tindakan, investasi itu sendiri Akumulasi capital tidak dapat terjadi hanya membentuk institusi-institusi keuangan dan perluasan moneter, tetapi juga diperkirakan adanya struktur pasar yang kuat agar dapat dipengaruhi mobilitas, alokasi capital dapat menyalurkan tabungan ke investasi yang lebih produktif. Tanpa tabungan riil, perluasan moneter akan berakibat adanya inflasi. Metode untuk mengukur kebutuhan capital bagi pembangunan Negara-negara sedang berkembang adalah sebagai berikut : 1. diadakan perkiraan tingkat pertambahan penduduk 2. ditentukan target tingkat pertambahan pendapatan tiil per kapita 3. angka-angka marginal capital output ratio(ICOR) antara investasi dan output. Dengan perkataan lain bahwa apabila pendapatan per kapita akan ditingkatkan maka akumulasi capital harus diperbesar pula. Maka investasi harus ditingkatkan. Untuk meningkatkan investasi ada bermacam-macam cara, antara lain : a. Dengan menekan atau membatasi konsumsi, sehingga tabungan dapat bertambah. Hal ini dapat ditempuh misalnya dengan menaikkan pajak. b. Pemerintah menjual obligasi-obligasi Negara c. Barang-barang import untuk konsumsi dibatasi, begitu pula bila mungkin barang-barang import yang berupa alat-alat produksi d. Dengan cara inflasi e. Memindahkan disquised unemployment dari sektor pertanian ke sektor industri-industri jasa f. Mengadakan pinjaman luar negeri g. Memperluas sektor perdagangan luar negeri dengan menaikkan terms of trade. 4. Kriteria Investasi. Kriteria umum investasi adalah mengenai produktivitas untuk pembangunan lebih lanjut. Yang dimaksud adalah social marginal productivity yang tinggi. Ada 3(tiga) penuntun praktis untuk kriteria productivitas social marginal : a. Investasi harus dialokasikan sedemikian rupa sehingga memaksimumkan perbandingan antara output dan capital atau ratio produksi-modal. b. Proyek-proyek yang dipilih akan memaksimumkan perbandingan tenaga kerja terhadap investasi. c. Investasi hendaknya mengurangi tekanan-tekanan terhadap neraca pembayaran, investasi harus dialokasikan dengan cara yang akan memaksimumkan perbandingan barang-barang eksport terhadap investasi. Pengguna prinsip-prinsip tersebut di atas dalam keadaan khusus sukar untuk dipenuhi, Ini disebabkan karena pembangunan adalah merupakan suatu proses yang dinamis yang mengandung perubahan dalam kwantitas dan kwalitas penduduk, cita rasa, pengetahuan teknologi dan factor-faktor social serta institusional. Beberapa pedoman yang bersifat umum dapat digunakan menentukan arah investasi : 1. Di lapangan manakah investasi itu yang paling produktif? 2. Di manakah pasar potensiil di Negara miskin ? 3. Investasi harus diarahkan pada growing points dalam perekonomian. Pengarahan investasi pada growing points (pertumbuhan nilai) harus dilengkapi dengan dua pertimbangan. : 1. investasi harus dialokasikan menurut kriteria neraca pembayaran dan juga kriteria produktivitas. 2. investasi harus diarahkan kepada pembangunan yang seimbang (balanced growth). Perhatian harus diarahkan kepada penciptaan external economies. Kriteria investasi berhubungan dengan pemilihan teknik-teknik produksi : - investasi yang bersifat capital intensif - investasi yang bersifat tenaga kerja intensif. Untuk menentukan kriteria mana yang harus diambil juga sangat sulit. Sehingga pada akhirnya kembali pada masalah bahwa tujuan-tujuan ekonomi dan sosial-lah yang harus ditentukan lebih dahulu, baru mengambil keputusan kriteria mana yang akan digunakan. Yang harus diperhatikan bukan hanya kwantitas dan kwalitas persediaan faktor yang ada, tetapi juga berbagai akibat dari proyek yang dilakukan yaitu : a. akibatnya terhadap pendapatan nasional selama priode yang berbeda-beda. b. Keadaan-keadaan permintaan pasar. c. Kemampuan mewujudkan economies of scale d. Lamanya priode antara waktu mendirikan dan waktu menghasilakan e. Akibat terhadap pembagian pendapatan dan tingkat pendapatan perkapita. f. Syarat-syarat yang dibutuhkan oleh neraca pembayaran Terbatasnya sumber-sumber, baik tabungan yang tersedia untuk investasi maupun kemampuan untuk mengadakan investasi, memaksa diadakannya suatu pilihan di antara proyek-priyek. Dalam teori tradisional, fungsi ini dilaksanakan oleh mekanisme pasar, dengan menyamakan produktivitas marginal dari berbagai proyek. Oleh karena pertimbangan-pertimbangan di atas dan kebutuhan-kebutuhan praktis dari para perencana pembangunan maka dibuat kriteria investasi. Bagaimana kita memilih proyek-proyek yang akan memberi sumbangan yang paling besar dibandingkan dengan ongkos-ongkosnya?. Sumbangan di sini yang dimaksud adalah sumbangan langsung kepada output apabila proyek itu sudah selesai. 5. Penyerapan Kapital dan Stabilitas Negara-negara berkembang tidak mungkin dapat menyerap capital tanpa batas. Tiap-tiap Negara mempunyai kapasitas yang terbatas dalam menyerap capital. Kapasitas ini pada umumnya ditentukan oleh tersedianya faktor-faktor produksi komplementer yang akan bekerja sama dengan kapital dan perlunya menghindari inflasi dan mempertahankan keseimbangan neraca pembayaran. Faktor-faktor yang terpenting yang membatasi kapasitas Negara berkembang untuk menyerap capital adalah : - kurangnya teknologi - kurangnya tenaga ahli - rendahnya mobilitas geografis tenaga kerja. 6. Nilai-Nilai dan Lembaga. Syarat ini merupakan syarat yang bersifat non ekonomi. Perubahan-perubahan institusional yang tidak semata-mata bersifat ekonomi harus membarengi usaha-usaha pembangunan. Kebutuhan-kebutuhan baru, motif-motif baru, cara-cara berproduksi baru, lembaga-lembaga baru perlu diciptakan jika pendapatan nasional hendak dinaikkan lebih cepat. Dapat disimpulkan bahwa untuk menuntun kebijaksanaan investasi, tidaklah cukup hanya kriteria ekonomi, tetapi harus dilengkapi dengan kriteria non-ekonomi. Dengan demikian syarat-syarat yang diperlukan untuk pembangunan mengandung perubahan ekonomi dan perubahan non-ekonomi(perubahan kulturil). Persoalan pokok bukanlah berapa banyak perubahan ekonomi yang dapat diserap oleh perekonomian. Tetapi berapa banyak perubahan kulturil yang dapat diterima oleh penduduk yang sedang membangun dan bagaimana cepatnya. II. Indikator Pembangunan. Tampaknya ada perbedaan alat pengukur pembangunan yang digunakan dalam definisi-definisi yang telah dikemukakan pada pertemuan terdahulu, Pendapatan nasional riil dan Pendapatan riil per kapita. Pendapatan nasional riil adalah output total suatu Negara yang berupa barang-barang akhir dan jasa-jasa yang dinyatakan dalam arti riil(bukan menurut uang) Pendapatan nasional juga dapat berarti Produk Nasional Bruto(Gross National Product) atau produk nasional netto (net national product). Alat pengukur yang paling intensif ialah produk nasional netto, karena produk nasional bruto tidak memperhitungkan penggantian-penggantian capital. Jadi alat pengukur yang lebih baik adalah produk nasional netto. Kalau dikatakan bahwa suatu Negara mangalami pembangunan jika pendapatan nasional riilnya naik selama priode panjang. Di mana pendapatan nasional riil di sini sama dengan produk nasional netto yang telah disesuaikan dengan perubahan- perubahan harga. Ada pendapat pula bahwa pembangunan ini tidak hanya menambah output total, tetapi juga menaikkan taraf hidup. Oleh karena itu pembangunan ekonomi adalah suatu proses dengan mana pendapatan riil perkapita suatu Negara bertambah selama periode panjang. Pembangunan ekonomi sekaligus bertujuan menghilangkan kemiskinan. Sehingga ukuran yang digunakan adalah pendapatan riil perkapita. Alat pengukur yang paling intensif ialah produk nasional netto, karena produk nasional bruto tidak memperhitungkan penggantian-penggantian kapital. Jadi alat pengukur yang lebih baik adalah produk nasional netto. Kalau dikatakan bahwa suatu Negara mangalami pembangunan jika pendapatan nasional riilnya naik selama priode panjang. Di mana pendapatan nasional riil di sini sama dengan produk nasional netto yang telah disesuaikan dengan perubahan- perubahan harga.. Kiranya dapat diambil kesempatan bahwa ukuran yang paling relevan bagi pembangunan adalah pertambahan pendapatan nasional, karena ukuran ini dapat digunakan bagi Negara kaya atau maju maupun Negara-negara berkembang, seperti Negara-negara Amerika Serikat, Inggeris, Jepang dan Negara-negara kaya yang lain tidak mempersoalkan pendapatan per kapita lagi, karena pendapatan per kapita sudah tinggi. Yang dihadapi adalah masalah-masalah mempertahankan kelangsungan pertambahan pendapatan nasional yang terus menerus, sehingga dapat menghindari adanya deflasi maupun inflasi


PENGANTAR EKONOMI PEMBANGUNAN
( Dosen : H. Abbas Saleh, SE.MSi )

B. Indikator dalam Pembangunan Ekonomi

I. Kriteria/Syarat Umum untuk Pembangunan
          Menurut Meier dan  Baldwin, agar pembangunan itu dapat berjalan diperlukan syarat-syarat seperti berikut :

1.      Kekuatan yang berasal dari dalam :
Proses pembangunan harus dilaksanakan atas dasar yang terdapat di dalam masyarakat negara yang sedang membangun, adanya kehendak untuk menaikkan taraf hidup harus timbul dari masyarakat itu sendiri. Bantuan dari luar hanya membantu berlangsungnya pembangunan, kekuatan dari luar tidak dapat berfungsi sebagai pengganti bagi kekuatan-kekuatan dari dalam. Beberapa proyek dapat dimulai dengan bantuan dari luar negeri, tetapi ini tidak dapat menjamin berlangsungnya pembangunan. Jadi kekuatan dari luar hanya merupakan pelengkap saja. Bantuan luar negeri yang berupa investasi asing akan cendrung menanam modalnya kearah sumber-sumber alam untuk pasaran internasional sehingga belum tentu menguntungkan perkembangan rakyat setempat, oleh karenanya inisiatif dan pengaturan institusi masyarakat untuk membangun harus tumbuh dari dalam masyarakat itu sendiri.

2.      Menyempurnakan Pasar
Ketidak sempurnaan pasar harus dihilangkan, karena keadaan itu akan mengakibatkan :
a.       Membatasi mobilitas faktor-faktor produksi
b.      Merintangi perluasan dan pengembangan pasar
c.       Membatasi pengaruh suatu sektor yang berkembang terhadap sektor-sektor yang lain.

    Untuk mengatasi hal tersebut diatas maka harus diadakan penyempurnaan pasar yaitu dengan cara mengubah bentuk-bentuk organisasi sosial dan ekonomi, Praktek-praktek monopolistis harus dikurangi dan pasar capital harus diperluas.

3.      Akumulasi Kapital
Menurut teori-teori pembangunan Klasik sampai dengan post Keynesian, dikatakan bahwa dalam proses pembangunan akumulasi capital riil mempunyai peranan yang penting. Akumulasi capital mengandung tiga kegiatan penting yang saling bergantung satu sama lain yaitu :
a.       Menambah volume tabungan riil
b.      Mekanisme pembiayaan dan kredit
c.       Tindakan, investasi itu sendiri

     Akumulasi capital tidak dapat terjadi hanya membentuk institusi-institusi keuangan dan perluasan moneter, tetapi juga diperkirakan adanya struktur pasar yang kuat agar dapat dipengaruhi mobilitas, alokasi capital dapat menyalurkan tabungan ke investasi yang lebih produktif. Tanpa tabungan riil, perluasan moneter akan berakibat adanya inflasi.
      Metode untuk mengukur kebutuhan capital bagi pembangunan Negara-negara sedang berkembang adalah sebagai berikut :
1.      diadakan perkiraan tingkat pertambahan penduduk
2.      ditentukan target tingkat pertambahan pendapatan tiil per kapita
3.      angka-angka marginal capital output ratio(ICOR) antara investasi dan output.
Dengan perkataan lain bahwa apabila pendapatan per kapita akan ditingkatkan maka akumulasi capital harus diperbesar pula. Maka investasi harus ditingkatkan.

Untuk meningkatkan investasi ada bermacam-macam cara, antara lain :
a.   Dengan menekan atau membatasi konsumsi, sehingga tabungan dapat bertambah. Hal ini dapat ditempuh misalnya dengan menaikkan pajak.
b.      Pemerintah menjual obligasi-obligasi Negara
c.  Barang-barang import untuk konsumsi dibatasi, begitu pula bila mungkin barang-barang import yang berupa alat-alat produksi
d.      Dengan cara inflasi
e.       Memindahkan disquised unemployment dari sektor pertanian ke sektor industri-industri jasa
f.       Mengadakan pinjaman luar negeri
g.      Memperluas sektor perdagangan luar negeri dengan menaikkan terms of trade.

             4. Kriteria Investasi. 
      Kriteria umum investasi adalah mengenai produktivitas untuk pembangunan lebih lanjut. Yang dimaksud adalah social marginal productivity yang tinggi. Ada 3(tiga) penuntun praktis untuk kriteria productivitas social marginal :
a.      Investasi harus dialokasikan sedemikian rupa sehingga memaksimumkan perbandingan antara output dan capital atau ratio produksi-modal.
b.  Proyek-proyek yang dipilih akan memaksimumkan perbandingan tenaga kerja terhadap investasi.
c.  Investasi hendaknya mengurangi tekanan-tekanan terhadap neraca pembayaran, investasi harus dialokasikan dengan cara yang akan memaksimumkan perbandingan barang-barang eksport terhadap investasi.
Pengguna prinsip-prinsip tersebut di atas dalam keadaan khusus sukar untuk dipenuhi, Ini disebabkan karena pembangunan adalah merupakan suatu proses yang dinamis yang mengandung perubahan dalam kwantitas dan kwalitas penduduk, cita rasa, pengetahuan teknologi dan factor-faktor social serta institusional.
         Beberapa pedoman yang bersifat umum dapat digunakan menentukan arah investasi :
1.      Di lapangan manakah investasi itu yang paling produktif?
2.      Di manakah pasar potensiil di Negara miskin ?
3.      Investasi harus diarahkan pada growing points dalam perekonomian.
Pengarahan investasi pada growing points (pertumbuhan nilai) harus dilengkapi dengan dua pertimbangan. :
1. investasi harus dialokasikan menurut kriteria neraca pembayaran dan juga kriteria produktivitas.
2.      investasi harus diarahkan kepada pembangunan yang seimbang (balanced growth).
Perhatian harus diarahkan kepada penciptaan external economies. Kriteria investasi berhubungan dengan pemilihan teknik-teknik produksi :
-          investasi yang bersifat capital intensif
-          investasi yang bersifat tenaga kerja intensif.
Untuk menentukan kriteria mana yang harus diambil juga sangat sulit. Sehingga pada akhirnya kembali pada masalah bahwa tujuan-tujuan ekonomi dan sosial-lah yang harus ditentukan lebih dahulu, baru mengambil keputusan kriteria mana yang akan digunakan. Yang harus diperhatikan bukan hanya kwantitas dan kwalitas persediaan faktor yang ada, tetapi juga berbagai akibat dari proyek yang dilakukan yaitu :
a.       akibatnya terhadap pendapatan nasional selama priode yang berbeda-beda.
b.      Keadaan-keadaan permintaan pasar.
c.       Kemampuan mewujudkan economies of scale
d.      Lamanya priode antara waktu mendirikan dan waktu menghasilakan
e.       Akibat terhadap pembagian pendapatan dan tingkat pendapatan perkapita.
f.       Syarat-syarat yang dibutuhkan oleh neraca pembayaran
Terbatasnya sumber-sumber, baik tabungan yang tersedia untuk investasi maupun kemampuan untuk mengadakan investasi, memaksa diadakannya suatu pilihan di antara proyek-priyek.
        Dalam teori tradisional, fungsi ini dilaksanakan oleh mekanisme pasar, dengan menyamakan produktivitas marginal dari berbagai proyek. Oleh karena pertimbangan-pertimbangan di atas dan kebutuhan-kebutuhan praktis dari para perencana pembangunan maka dibuat kriteria investasi. Bagaimana kita memilih proyek-proyek yang akan memberi sumbangan yang paling besar dibandingkan dengan ongkos-ongkosnya?. Sumbangan di sini yang dimaksud adalah sumbangan langsung kepada output apabila proyek itu sudah selesai.

              5. Penyerapan Kapital dan Stabilitas
            Negara-negara berkembang tidak mungkin dapat menyerap capital tanpa batas.  Tiap-tiap Negara mempunyai kapasitas yang terbatas dalam menyerap capital. Kapasitas ini pada umumnya ditentukan oleh tersedianya faktor-faktor produksi komplementer yang akan bekerja sama dengan kapital dan perlunya menghindari inflasi dan mempertahankan keseimbangan neraca pembayaran. Faktor-faktor yang terpenting yang membatasi kapasitas Negara berkembang untuk menyerap capital adalah :
-          kurangnya teknologi
-          kurangnya tenaga ahli
-          rendahnya mobilitas geografis tenaga kerja.

             6. Nilai-Nilai dan Lembaga.
         Syarat ini merupakan syarat yang bersifat non ekonomi. Perubahan-perubahan institusional yang tidak semata-mata bersifat ekonomi harus membarengi usaha-usaha pembangunan. Kebutuhan-kebutuhan baru, motif-motif baru, cara-cara berproduksi baru, lembaga-lembaga baru perlu diciptakan jika pendapatan nasional hendak dinaikkan lebih cepat.
       Dapat disimpulkan bahwa untuk menuntun kebijaksanaan investasi, tidaklah cukup hanya kriteria ekonomi, tetapi harus dilengkapi dengan kriteria non-ekonomi. Dengan demikian syarat-syarat yang diperlukan untuk pembangunan mengandung perubahan ekonomi dan perubahan non-ekonomi(perubahan kulturil). Persoalan pokok bukanlah berapa banyak perubahan ekonomi yang dapat diserap oleh perekonomian. Tetapi berapa banyak perubahan kulturil yang dapat diterima oleh penduduk yang sedang membangun dan bagaimana cepatnya.

II. Indikator Pembangunan.
           Tampaknya ada perbedaan alat pengukur pembangunan yang digunakan dalam definisi-definisi yang telah dikemukakan pada pertemuan terdahulu, Pendapatan nasional riil dan Pendapatan riil per kapita. Pendapatan nasional riil adalah output total suatu Negara yang berupa barang-barang akhir dan jasa-jasa yang dinyatakan dalam arti riil(bukan menurut uang) Pendapatan nasional juga dapat berarti Produk Nasional Bruto(Gross National Product) atau produk nasional netto (net national product).
               Alat pengukur yang paling intensif ialah produk nasional netto, karena produk nasional bruto tidak memperhitungkan penggantian-penggantian capital. Jadi alat pengukur yang lebih baik adalah produk nasional netto. Kalau dikatakan bahwa suatu Negara mangalami pembangunan jika pendapatan nasional riilnya naik selama priode panjang. Di mana pendapatan nasional riil di sini sama dengan produk nasional netto yang telah disesuaikan dengan perubahan- perubahan harga. Ada pendapat pula bahwa pembangunan ini tidak hanya menambah output total, tetapi juga menaikkan taraf hidup. Oleh karena itu pembangunan ekonomi adalah suatu proses dengan mana pendapatan riil perkapita suatu Negara bertambah selama periode panjang. Pembangunan ekonomi sekaligus bertujuan menghilangkan kemiskinan. Sehingga ukuran yang digunakan adalah pendapatan riil perkapita.
               Alat pengukur yang paling intensif ialah produk nasional netto, karena produk nasional bruto tidak memperhitungkan penggantian-penggantian kapital. Jadi alat pengukur yang lebih baik adalah produk nasional netto. Kalau dikatakan bahwa suatu Negara mangalami pembangunan jika pendapatan nasional riilnya naik selama priode panjang. Di mana pendapatan nasional riil di sini sama dengan produk nasional netto yang telah disesuaikan dengan perubahan- perubahan harga..
               Kiranya dapat diambil kesempatan bahwa ukuran yang paling relevan bagi pembangunan adalah pertambahan pendapatan nasional, karena ukuran ini dapat digunakan bagi Negara kaya atau maju maupun Negara-negara berkembang, seperti Negara-negara Amerika Serikat, Inggeris, Jepang dan Negara-negara kaya yang lain tidak mempersoalkan pendapatan per kapita lagi, karena pendapatan per kapita sudah tinggi. Yang dihadapi adalah masalah-masalah mempertahankan kelangsungan pertambahan pendapatan nasional yang terus menerus, sehingga dapat menghindari adanya deflasi maupun inflasi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar