Pages - Menu

Kamis, 23 Juni 2011

AROMA  ANGIN MALAM . . .

Langit mulai pucatsaat matahari lengser dari tempatnya
Senja mulai menampakkandirinya ..
Gemelut awan tak seputih harapan  .. 
Memaksa raga mengeluarkan pesonanya ..

Dosa tak pernah lagi mencekamnya . .
Bukan karena dia berani pada dosa
Tapi dia telah terbiasa berteman dengan dosa . .
Merah mawar melekat dibibir,
Aroma melati menutup raga . . .
Malam pekat memberinya cahaya  . .
Meski ia tahu cahaya itu tak sejati . .
Meski ia tahu iu Hanya kilauan kabut  . .

Angin malam menguak tabir dalam diri ..
Angin malampun membawa aroma . .
Mengantar dosa yang kian menumpuk . .
Tangis, penyesalan, dan kehormatan . .
Masihkah berlaku untuknya . .
 yang ingin kembali di NUR yang abadi . .
pekat malam bukan keinginanya . .
tapi kebutuhan menutut mencarin pekat malam tersebut . .

saat tak ada lagi hati yang berbelas kasih,
saat tak ada lagi yang menoleh ,
saat tangis tak mampu  . .
mengeluarkan air mata    . ..

hanya angin malam yang mau mengulurkan tangan  . .
meskipun akhirnya mendorongnya jatuh di lembah yang hina
meskipun begitu, batinnya terus menjerit memohon pengampunan . .

dari sang maha belas kasih ..
memberi wahyu untuk  keluar dari . . .
kesesatan malam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar