PENGANTAR EKONOMI PEMBANGUNAN
( H. Abbas Saleh, SE. M.Si )
PEMBENTUKAN MODAL DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI
Kebijaksanaan Pembentukan modal yang dilaksanakan oleh Negara Negara berkembang untuk melepaskan diri mereka dari keadaan tidak berkembang dan untuk menciptakan pembangunan yang lebih laju. Berbagai analisis tersebut bolehlah diapandang sebagai suatu kebijaksanaan pembentukan modal dengan melihat persoalannya dari segi pemilihan sektor-sektor yang harus ditekankan dan perkaitan yang perlu diciptakan di antara berbagai proyek, untuk menjamin terciptanya pembangunan yang lancar.
Dalam masalah ini persoalan pokok yang harus dipecahkan adalah proyek-proyek yang mana yang harus dilaksanakan agar sumber sumber daya yang tersedia dapat diciptakan hasil yang paling optimal dalam mencapai tujuan pembangunan. Hampir semua ahli Ekonomi menekankan arti penting pembentukan modal (Capital Formation) sebagai penentu utama pertumbuhan ekonomi. Menurut Nurkse arti pembentukan modal adalah masyarakat tidak mempergunakan seluruh aktifitas produksinya saat ini, untuk kebutuhan dan keinginan konsumsi, tetapi menggunaan sebagaian saja untuk pembuatan barang modal; perkakas dan alat, mesin dan fasilitas angkutan, pabrik dan perlengkapannya dan segala macam bentuk modal nyata yang dapat dengan cepat meningkatkan manfaat upaya produktif. Inti proses itu adalah pengalihan sebagian sumber daya yang sekarang ada pada masyarakat dengan tujuan meningkatkan persediaan barang modal begitu rupa sehingga memungkinkan perluasan output yang dapat dikonsumsi pada masa depan.
Dari uraian Nurkse tersebut, hanya menyangkut pemupukan modal material dan mengabaikan modal manusia(SDM), Setiap definisi yang tepat harus menyangkut keduanya, menurut Singer, pembentukan modal terdiri dari barang yang nampak seperti Pabrik, alat-alat dan mesin, maupun barang yang tidak Nampak seperti pendidikan yang bermutu tinggi, kesehatan, tradisi, ilmiah dan penelitian. Pendapat yang sama juga oleh Simon Kuznetdalam ungkapan berikut “ Pembentukan modal domestik tidak hanya menyangkut biaya untuk kontruksi, peralatan dan persediaan dalam negeri, tetapi juga peralatan lain kecuali pengeluaran yang dibutuhkan untuk mempertahankan output pada tingkat yang ada. Ia juga mencakup pembiayaan untuk pendidikan, rekreasi dan barang mewah yang memberikan kesejahteraan dan produktifitas lebih pada individu dan semua pengeluaran masyarakat yang berfungsi untuk meningkatkan moral penduduk yang bekerja” Jadi istilah pembentukan Modal(Capital) meliputi material dan modak manusia(SDM).
Pentingnya Pembentukan Modal
Pembentukan atau pengumpulan modal dipandang sebagai salah satu faktor utama dalam pembangunan ekonomi, Menurut Nurkse,lingkarang setan kemiskinan di Negara berkembang dapat digunting melalui pembentukan modal, sebagai akibat dari rendahnya pendapatan Negara-negara berkembang maka permintaan, produksi dan investasi menjadi rendah atau kurang. Hal ini disebabkan kurangnya barang modal dan dapat diatasi dengan pembentukan modal. Lewat itu persediaan mesin, alat-alat dan perlengkapan meningkat, skala produksi meluas sehingga overheat ekonomi dan sosial tercipta. Pembentukan modal membawa pada pemanfaatan penuh sumber-sumber yang ada sehingga dapat menaikkan besarnya output nasional, pendapatan dan pekerjaan, menekan angka inflasi dan defisit neraca pembayaran, serta membuat perekonomian bebas dari beban utang luar negeri.
Tujuan pokok pembangunan ekonomi adalah untuk membangun peralatan modal dalam skala yang cukup untuk meningkatkan produktifitas di bidang pertanian, pertambangan, perkebunan, industri dan bidang lainnya, modal juga diperlukan untuk pembangunan sekolah, rumah sakit, jalan raya dan kereta api serta juga infrastruktur lain. Singkatnya pembangunan ekonomi adalah penciptaan modal overhead social dan ekonomi. Hal ini hanya mungkin jika laju pembentukan modal di dalam negeri cukup cepat yaitu bagian pendapatan atau output yang ada di masyarakat hanya sedikit saja yang digunakan untuk konsumsi dan sisanya ditabung dan diinvestasikan dalam peralatan modal. Sebagaimana ditunjukkan oleh Lewis, masalah pokok dalam teori pembangunan ekonomi adalah proses peningkatan tabungan dan investasi nasional. Investasi dalam peralatan modal tidak hanya meningkatkan produksi tetapi juga kesempatan kerja, pembentukan modal menghasilkan kemajuan teknik yang menunjang tercapainya ekonomi produksi skala luas dan meningkatkan spesialisasi. Pembentukan modal memberikan mesin, alat dan perlengkapan bagi tenaga kerja yang semakin meningkat. Intinya pembentukan modal memberikan pengaruh yang positif bagi kesempatan kerja.
Pembentukan modal, menciptakan perluasan pasar. Dalam upaya membantu menyingkirkan ketidak sempurnaan pasar, melalui penciptaan modal overhead social dan ekonomi memotong lingkaran setan kemiskinan baik dari sisi penawaran maupun permintaan, lebih jauh pembentukan modal membuat pembangunan menjadi mungkin terkendali jumlah penduduk terus meningkat dengan pesat. Di Negara berkembang yang berpenduduk tinggi seperti di Indonesia mempunyai keterkaitan antara kenaikan output perkapita dengan rasio modal tenaga kerja. Tetapi di Negara-negara yang bermaksud meningkatkan rasio modal – buruh terpaksa menghadapi dua masalah : (1).Rasio modal-buruh jatuh akibat naiknya penduduk sehingga diperlukan investasi netto yang besar untuk mengatasi kemerosotan rasio tersebut. (2). Pada waktu penduduk meningkat dengan pesat, menjadi sulit untuk mendapatkan tabungan yang cukup untuk memperoleh sejumlah tingkat investasi yang diperlukan karena disebabkan rendahnya pendapatan perkapita yang membuat kecendrungan marginal menabung tetap rendah sehingga satu-satunya jalan dengan mempertinggi laju pembentukan modal.
Pembentukan modal mengatasi masalah neraca pembayaran. Negara berkembang juga dihadapkan pada masalah neraca pembayaran, sebab kebanyakan Negara tersebut mengeksport barang primer( seperti bahan mentah dan hasil pertanian) dan mengimport hampir semua barang manufaktur dan barang modal. Pembentukan modal domestik merupakan salah satu pemecahan pokok kesulitan neraca pembayaran ini. Dengan mendirikan industri pengganti import, impor atas barang-barang tersebut dapat dikurangi, pada pihak lain dengan meningkatnya produksi segala macam barang konsumsi dan barang modal, maka komposisi eksport menjadi berubah. Bersama-sama dengan hasil pertanian dan bahan mentah industri, eksport barang manufaktur juga berubah. Jadi pembentukan modal membantu ,memecahkan neraca pembayaran.
Pembentukan modal, dapat menyelesaikan masalah utang luar negeri. Laju pembentukan modal yang cepat, lambat laun dapat mengurangi kebutuhan akan modal Asing karena pembentukan modal pada kenyataannya membantu tercapainya swasembada suatu Negara dan mengurangi beban utang luar negeri. Jika suatu Negara meminjam dari Negara lain untuk jangka panjang, utang tersebut merupakan beban yang berat bagi generasi mendatang. Pada setiap pinjaman, beban utang dari hari ke hari semakin membesar dan hanya bisa dibayar kembali dengan mengenakan pajak yang lebih tinggi. Beban pajak meningkat dan uang mengalir keluar dalam bentuk pembayaran utang. Dan hanya dengan pembentukan modal suatu Negara dapat terlepas dari masalah utang luar negeri.
Doa Penutup Majelis Ilmu(Kuliah)
سُبْحَانَكَ اَللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنِتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ
SUBHANAKALLAHUMMA WA-BHIHAMDIKA, ASYHADU AN LAA ILAAHA ILLAA ANTA, ASTAGHFIRUKA WA-ATUUBU ILAIK
[Maha suci Engkau, Ya Allah. Dan dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah dengan haq selain Engkau, aku memohon ampun dan bertaubat kepada-Mu], melainkan diampuni baginya dosa yang terjadi di majlis itu."(HR. at-Tirmidzi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar