Pages - Menu

Sabtu, 05 April 2014

Teori Harrod-Domar



PENGANTAR EKONOMI PEMBANGUNAN
( H. Abbas Saleh, SE. MSi )
Teori Harrod-Domar

        Teori pertumbuhan Harrod-domar dikembangkan oleh dua orang ahli ekonomi sesudah Keynes, yaitu Evsey Domar dan R.F.Harrod. Domar mengemukakan teorinya tersebut untuk pertama kalinya tahun 1947 dalam  American Ekonomic Review, sedangkan Harrod telah mengemukakannya pada tahun 1939 dalam Economic Journal, maka pada hakekatnya teori tersebut sebenarnya dikembangkan oleh kedua-dua ahli ekonomi itu secara bersaingan, terapi karena inti dari teori tersebut sangat bersamaan, maka dewasa ini ia dikenal sebagai teori Harrod-Domar
      Teori Harrod-Domar ini merupakan perluasan dari Analisa Keynes mengenai kegiatan ekonomi nasional dan masalah penggunaan tenaga kerja. Analisa Keynes dianggap kurang lengkap karena tidak menyinggung persoalan mengatasi masalah-masalah ekonomi di dalam jangka panjang. Analisa yang dibuat Harrod dan Domar bertujuan untuk menutupi kelemahan ini. Teori tersebut pada khakekatnya menganalisa mengenai persoalan berikut; “ Syarat-syarat apakah atau  keadaan yang  bagaimanakah yang tercipta dalam perekonomian untuk menjamin agar dari masa ke masa kesanggupan memproduksi yang selalu bertambah sebagai akibat dari penanaman modal akan selalu sepenuhnya digunakan? Dengan perkataan lain teori Harrod-Domar pada hakekatnya berusaha untuk menunjukkan syarat yang diperlukan agar pertumbuhan yang mantap atau steady growth – yang didefinisikan sebagai Pertumbuhan yang akan selalu menciptakan penggunaan sepenuhnya alat-alat modal – akan selalu berlaku dalam perekonomian.
      Harrod dan Domar tetap mempertahankan pendapat dari ahli-ahli ekonomi yang terdahulu yang menekankan tentang peranan pembentukan modal dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi. Tetapi berbeda dengan pandangan kaum Klasik dan Keynes, yang memberikan perhatian pada satu aspek saja dari pembentukan modal, teori Harrod-Domar menekankan kedua aspek dari  pembentukan modal, menurut pendapat kaum Klasik pembentukan modal merupakan suatu pengeluaran yang akan menambah kesanggupan sesuatu masyarakat untuk menambah produksi. Bagi kaum Klasik pembentukan modal adalah pengeluaran yang akan mempertinggi jumlah alat-alat modal dalam masyarakat. Kalau kesanggupan tersebut bertambah, maka dengan sendirinya produksi dan pendapatan nasional akan bertambah tinggi dan pembangunan ekonomi akan tercipta. Keadaan ini akan terjadi karena, seperti telah dijelaskan dalam sebelumnya, kaum klasik berpendapat bahwa “Supply creates its own demand” berarti bertambahnya alat-alat modal yang terdapat dalam masyarakat akan dengan sendirinya menciptakan pertambahan produksi nasional dan pembangunan ekonomi. Karena adanya keyakinan tersebut kaum klasik tidak memberikan perhatian, kepada fungsi kedua dari pembentukan modal dalam perekonomian yaitu untuk mempertinggi tingkat pengeluaran masyarakat.
       Keadaan yang sebaliknya terdapat dalam analisa Keynes yaitu ia mengabaikan sama sekali peranan pembentukan modal sebagai pengeluaran yang akan mempertinggi kesanggupan sektor produksi untuk menghasilkan barang-barang yang diperlukan masyarakat. Dalam Analisa Keynes perhatian lebih ditekankan  kepada masalah kekurangan pengeluaran masyarakat, karena ia menganggap tingkat kegiatan ekonomi ditentukan oleh tingkat pengeluaran seluruh masyarakat dan bukan kepada kesanggupan alat-alat modal untuk memproduksikan barang-barang. Oleh sebab itu dalam menganalisa mengenai penanaman modal, kegiatan tersebut terutama dipandang sebagai tindakan untuk memperbesar pengeluaran masyarakat.
      Teori Harrod-Domar, memperhatikan kedua-dua fungsi dari pembentukan modal tersebut dalam kegiatan ekonomi. Dalam teori Harrod-Domar pembentukan modal dipandang sebagai pengeluaran yang akan menambah kesanggupan sesuatu perekonomian untuk menghasilkan barang-barang, maupun sebagai pengeluaran yang akan menambah permintaan efektif seluruh masyarakat. Teori tersebut menunjukkan suatu kenyataan yang diabaikan dalam analisa Keynes, yaitu apabila suatu masa tertentu dilakukan sejumlah pembentukan modal, maka pada masa berikutnya perekonomian tersebut mempunyai kesanggupan yang lebih besar untuk menghasilkan barang-barang. Dan disamping itu sesuai dengan pendapat Keynes, teori Harrod-Domar menganggap pula bahwa pertambahan dalam kesanggupan memproduksi ini tidak secara sendirinya akan menciptakan pertambahan produksi dan kenaikan pendapatan nasional. Harrod dan Domar sependapat dengan Keynes bahwa pertambahan produksi dan pendapatan nasional bukan ditentukan oleh pertambahan dalam kapasitas memproduksi masyarakat, tetapi oleh kenaikan pengeluaran masyarakat. Dengan demikian walaupun kapasitas memproduksi bertambah, pendapatan nasional baru akan bertambah – dan pertumbuhan ekonomi tercipta – apabila pengeluaran masyarakat mengalami kenaikan kalau dibandingkan dengan pada masa sebelumnya bertitik tolak dari pandangan ini, analisa Harrod-Domar bertujuan untuk menunjukkan syarat yang diperlukan supaya dalam jangka panjang kemampuan memproduksi yang bertambah dari masa-kemasa ( Yang diakibatkan oleh pembentukan modal pada masa sebelumnya) akan selalu sepenuhnya digunakan.
          Teori Harrod-Domar menggunakan beberapa pemisalan berikut : (1). Pada taraf permulaan perekonomian telah mencapai tingkat kesempatan kerja penuh dan alat-alat modal yang tersedia dalam masyarakat sepenuhnya digunakan , (2). Perekonomian tersebut terdiri dari dua sektor yaitu sektor rumah tangga dan sektor perusahaan, berarti pemerintah dan perdagangan luar negeri tidak terdapat (3). Besarnya tabungan masyarakat adalah proporsionil dengan besarnya pendapatan nasional, dan keadaan ini berarti bahwa fungsi tabungan dimulai dari titk 0. (4). Kecondongan menabung batas besarnya tetap dan begitu juga perbandingan di antara modal dengan jumlah produksi – yang lebih lazim disebut “rasio modal produksi(capitaloutput ratio)- dan perbandingan di antara pertambahan modal dengan jumlah pertambahan produksi – yang lazim disebut sebagai rasio pertumbuhan modal produksi (incremental capital output ratio) besarnya tidak berubah.
      Setelah mengemukakan berbagai pemisalan diatas, maka tibalah masanya untuk membahasa inti dari pada teori tersebut. Penanaman modal yang dilakukan masyarakat dalam suatu waktu tertentu diigunakan untuk dua tujuan, untuk mengganti alat-alat modal yang tidak dapat digunakan lagi dan untuk memperbesar jumlah alat-alt modal yang tersedia dalam masyarakat. Oleh sebab itu dalam memperbandingkan jumlah pertambahan produksi dengan penanaman modal yang dilakukan, akan diperoleh dua macam nilai. Nilai yang pertama adalah perbandingan di antara seluruh tambahan produksi yang diciptakan dalam satu tahun tertentu yang diciptakan oleh seluruh penanaman modal, dengan jumlah modal yang ditanamkan tersebut. Maka apabila dalam satu tahun tertentu penanaman modal bernilai Rp.1 milyar akan menghasilkan produksi sebesar Rp.300 juta setiap tahun, maka perbandingan di antara jumlah produksi bertambah dan jumlah modal  yang ditanam adalah sebesar: Rp.300juta/Rp. 1 milyar = 0,3. Tetapi apabila dimisalkan pada waktu sebelumnya alat-alat modal yang baru sepenuhnya digunakan, maka perekonomian tersebut tidak akan dapat mencapai pertambahan produksi sebesar Rp. 300 juta, karena sebagian alat-alat modal yang lama tidak akan menghasilkan barang-barang lagi.

         Misalkan, sebagai akibat dari penyusutan alat-alat modal yang lama, alat-alat modal yang tersisa (alat-alat modal lama yang belum disusutkan) hanya sanggup menghasilkan sebanyak Rp.50 Juta lebih rendah dari pada kalau dianggap tidak terdapat penyusutan. Maka dengan adanya penanaman modal besar Rp.1 milyar, yang sanggup menghasilkan produksi Rp.300 juta, perekonomian tersebut maksimal hanya dapat menaikkan produksi sebanyak rp.250 Juta. Dengan demikian nilai kedua dari perbandingan diantara jumlah pertambahan prodksi dengan penanaman modal yang dilakukan, yang dapat disebutkan sebagai α, adalah Rp.250 juta/1 milyar = 0,25. Nilai α, yang disebutkan sebagai rasio produksi modal, dan merupakan kebalikan dari rasio modal produksi(capital output ratio), adalah nilai yang lebih dipentingkan dalam analisa Harrod-Domar. Nilai tersebut menunjukkan pertambahan efektif kapasitas memproduksi sesuatu negara  yang ditimbulkan oleh penanaman modal baru yang dilakukan dalam suatu tahun tertentu. Berdasarkan penjelasan di atas, maka pertambahan kapasitas alat-alat modal yang efektif (yaitu setelah dikurangi  oleh penyusutan).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar