1.1
Profile
Perusahaan
ENRON
CORPORATION
Enron
Corporation didirikan pada 1930 sebagai Northern Natural Gas Company, sebuah
konsorsium dari Northern American Power and Light Company, Lone Star Gas
Company, dan United Lights and Railways Corporation. Kepemilikan konsorsium ini
secara bertahap dan pasti dibubarkan antara 1941 dan 1947 melalui penawaran
saham kepada publik. Pada 1979, Northern Natural Gas mengorganisir dirinya
sebagai sebuah holding company, InterNorth, yang menggantikan Northern Natural
Gas di Pasar Saham NewYork (New York Stock Exchange). Enron Corporation adalah
sebuah perusahaan energi Amerika yang berbasis di Houston, Texas, Amerika
Serikat. Sebelum bangkrutnya pada akhir 2001, Enron mempekerjakan sekitar
21.000 orang pegawai dan merupakan salah satu perusahaan terkemuka di dunia
dalam bidang listrik, gas alam, bubur kertas dan kertas, dan komunikasi. Enron
mengaku penghasilannya pada tahun 2000 berjumlah $101 milyar. Fortune menamakan
Enron "Perusahaan Amerika yang Paling Inovatif" selama enam tahun
berturut-turut.
1.2
Kajian Objek Riset
Enron menjadi
sorotan masyarakat luas pada akhir 2001, ketika terungkapkan bahwa kondisi
keuangan yang dilaporkannya didukung terutama oleh penipuan akuntansi yang
sistematis, terlembaga, dan direncanakan secara kreatif. Operasinya di Eropa
melaporkan kebangkrutannya pada 30 November 2001, dan dua hari kemudian, pada 2
Desember 2001, dunia ekonomi dikejutkan dengan berita yang berasal dari kota
minyak Houston di Texas, Amerika. Enron, perusahaan ketujuh terbesar di
Amerika, perusahaan energi perdagangan terbesar di dunia menyatakan dirinya
bangkrut. Saat itu, kasus itu merupakan kebangkrutan terbesar dalam sejarah AS
dan menyebabkan 4.000 pegawai kehilangan pekerjaan mereka, yang lebih mengejutkan
lagi, kebangkrutan ini disebabkan oleh kesalahan fatal dalam sistem akuntan
mereka.
Selama tujuh
tahun terakhir, Enron melebih-lebihkan laba bersih dan menutup-tutupi utang
mereka. Auditor independen, Andersen (yang dahulu dikenal sebagai Arthur
Andersen), dituding ikut berperan dalam "menyusun" pembukuan kreatif
Enron. Lebih buruk lagi, kantor hukum yang menjadi penasihat Enron, Vinson
& Eikins, juga dituduh ikut ambil bagian dalam korupsi skala dunia ini
dengan membantu membuka partnership-partnership
kontroversial yang dianggap sebagai biang keladi dari kehancuran Enron.
Terakhir, bank investasi besar di Wallstreet seperti Salomon Smith Barney unit,
Credit Suisse First Boston, Merrill Lynch, Goldman Sachs, J.P. Morgan Chase and
Lehman Bros, ikut meraup 214 juta dolar AS dalam komisi sebagai penjual saham
dan obligasi dari Enron.
Kejatuhan Enron
bermula dari dibukanya partnership-partnership
yang bertujuan untuk menambah keuntungan pada Enron. Partnership-partnership yang diberi nama "special purspose partnership" memang memiliki karateristik
yang istimewa. Enron mendirikan kongsi dengan seorang partner dagang. Partner
dagang mereka biasanya hanya satu untuk setiap partnership dan kongsi dagang
ini menyumbang modal yang sangat sedikit, sekitar 3% dari jumlah modal
keseluruhan. Lalu mengapa Enron berminat untuk berpartisipasi dalam partnership
dimana Enron menyumbang 97% dari modal? Ternyata secara hukum perusahaan di
Amerika, apabila induk perusahaan berpartisipasi dalam partnership dimana
partner dagang menyumbang sedikitnya 3% dari modal keseluruhan, maka neraca
partnership ini tidak perlu dikonsolidasi dengan neraca dari induk perusahaan.
Tetapi, partnership ini harus dijabarkan secara terbuka dalam laporan akhir
tahunan dari induk perusahaan agar pemegang saham dari induk perusahaan maklum
dengan keberadaan operasi tersebut, Lalu dari mana Enron membiayai
partnership-partnership tersebut? Inilah hebatnya Enron. Enron membiayai dengan
"meminjamkan" saham Enron (induk perusahaan) kepada Enron (anak perusahaan)
sebagai modal dasar partnership-partnership tersebut. Secara singkat, Enron
sesungguhnya mengadakan transaksi dengan dirinya sendiri.
Entah Enron berubah menjadi tamak atau kreativitas mereka semakin menjadi-jadi, Enron tidak pernah mengungkapkan operasi dari partnership-partnership tersebut dalam laporan keuangan yang ditujukan kepada pemegang saham dan Security Exchange Commission (SEC), badan tertinggi pengawasan perusahaan publik di Amerika. Lebih jauh lagi, Enron bahkan memindahkan utang-utang sebesar 690 juta dolar AS yang ditimbulkan induk perusahaan ke partnership-partnership tersebut. Akibatnya, laporan keuangan dari induk perusahaan terlihat sangat atraktif, menyebabkan harga saham Enron melonjak menjadi 90 dolar AS pada bulan Februari 2001.
Entah Enron berubah menjadi tamak atau kreativitas mereka semakin menjadi-jadi, Enron tidak pernah mengungkapkan operasi dari partnership-partnership tersebut dalam laporan keuangan yang ditujukan kepada pemegang saham dan Security Exchange Commission (SEC), badan tertinggi pengawasan perusahaan publik di Amerika. Lebih jauh lagi, Enron bahkan memindahkan utang-utang sebesar 690 juta dolar AS yang ditimbulkan induk perusahaan ke partnership-partnership tersebut. Akibatnya, laporan keuangan dari induk perusahaan terlihat sangat atraktif, menyebabkan harga saham Enron melonjak menjadi 90 dolar AS pada bulan Februari 2001.
Perhitungan
menunjukkan bahwa dalam kurun waktu tersebut, Enron telah melebih-lebihkan laba
mereka sebanyak 650 juta dolar AS. Bulan September 2001, pemerintah AS mulai
mencium adanya ketidakberesan dalam laporan pembukuan Enron. Satu bulan
kemudian, Enron mengumumkan kerugian sebesar 600 juta dolar AS dan nilai aset
Enron menyusut 1,2 triliun dolar AS. Pada laporan keuangan yang sama diakui,
bahwa selama tujuh tahun terakhir, Enron selalu melebih-lebihkan laba bersih
mereka. Akibat laporan mengejutkan ini, nilai saham Enron mulai anjlok dan saat
Enron mengumumkan bahwa perusahaan harus gulung tingkar, 2 Desember 2001, harga
saham Enron hanya 26 sen. Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah, apakah
Andersen, sebagai auditor independen yang ditunjuk untuk memeriksa kesehatan
dari pembukuan Enron mengetahui keberadaan "akuntan kreatif" yang
diterapkan Enron dan pura-pura tidak mengetahuinya?
Hukum perusahaan
Amerika menyatakan bahwa setiap perusahaan terbuka Amerika, harus diperiksa
pembukuannya oleh auditor independen dari
Certified Public Accounting Firm (kantor akuntan bersertifikat). Di dunia
ini ada lima kantor akuntan publik bersertifikat yang sangat berpengaruh.
Sedemikian besarnya lima kantor itu, sehingga mereka dikenal sebagai The Big
Five atau Lima Besar. Mereka adalah Price
Waterhouse Coopers, Deloitte& Touche, Ernst & Young, KPMG dan Andersen. Berbeda dengan negara
industri besar lain seperti Jepang dan Jerman, di Amerika selain mengaudit
perusahaan-perusahaan besar terkemuka, "Lima Besar" juga memberikan konsultasi
yang bertujuan untuk memberi nilai tambah terhadap perusahaan tersebut. Tidak
jarang, "Lima Besar" menerima uang lebih banyak dari jasa konsultasi
daripada jasa audit, seperti kasus Enron di mana Andersen menerima 27 juta
dolar AS dari konsultasi dan 25 juta dolar AS dari audit. Akibatnya, timbul
kesangsian akan kejujuran dan kejernihan dari laporan audit mereka terhadap
pumbukuanEnron. Yang lebih mengejutkan dunia akuntan adalah peristiwa
penghancuran dokumen yang dilakukan oleh David Duncan, ketua partner dari
Andersen untuk Enron. Panik karena menerima undangan untuk diminta kesaksiannya
di Dewan Perwakilan Rakyat Amerika (Congress), Duncan memerintahkan anak
buahnya untuk menghancurkan ratusan kertas kerja (workpapers) dan e-mail yang berhubungan dengan-Enron. Kertas kerja
adalah dukumen penting dalam dunia profesi akuntan yang berhubungan dengan
laporan keuangan dari klien. Secara umum, setiap kertas kerja, komunikasi dan
laporan keuangan harus didokumentasikan dengan baik selama 6 tahun. Baru setelah
6 tahun, dokumen tersebut bisa dihancurkan.
Peristiwa
penghancuran dokumen ini memberi keyakinan pada publik dan Congress bahwa
Andersen sebenarnya mengetahui bisnis buruk dari Enron, tetapi tidak mau
mengungkapkannya dalam laporan audit mereka, karena mereka takut kehilangan
Enron sebagai klien.Korban pertama dari kehancuran Enron adalah ribuan
pegawainya. Tidak hanya mereka kehilangan pekerjaan, tetapi juga tabungan
pensiunan mereka. Dalam hukum perpajakan Amerika, setiap pekerja bisa menabung sebanyak-bayaknya
12,000 dolar AS setahun dan tidak akan dikenai pajak. Baru ketika pekerja
menginjak usia 60, ia berhak mengambil dana tersebut dan membayar pajak seperti
layaknya penghasilan biasa. Selama berada dalam tabungan pensiunan, uang
tersebut akan ditanamkan dalam bentuk saham dan obligasi dengan harapan si
penabung akan meraup bunga sebanyak-banyaknya bila ia siap pensiun. Karena
biasanya perusahan sendiri yang mengadministrasi tabungan pegawai-pegawai
mereka, perusahaan akan menanamkan uang tersebut dalam bentuk saham dan
perusahaan-perusahaan tersebut. Regulasi tabungan masa tua ini dikenal dengan
nama 401(k), sesuai dengan pasal yang mengatur masalah hukum perpajakan untuk
pensiunan Enron juga menerapkan sistem ini dan menanamkan seluruh tabungan
pensiunan dari pegawai-pegawainya dalam bentuk saham perusahaan.Yang
menyedihkan adalah kenyataan saham Enron bernilai 80 dolar AS per lembar pada
bulan Februari 2001 tetapi berharga hanya 26 sen per lembarnya saat perusahaan
itu mengumumkan kepailitan Enron. Berarti, tabungan dari para pegawai yang
bekerja keras selama hidupnya bernilai kosong sekarang ini.Yang lebih
menyakitkan, para eksekutif Enron yang menerima saham Enron sebagai bagian dari
paket kompensasi mereka, dapat dengan leluasa menjual saham tersebut ketika
saham itu berharga 80 dolar AS selembarnya, membuat mereka menjadi para
milarder. Perbedaan penjualan saham ini disebabkan oleh peraturan perusahaan
dan hukum perpajakan di Amerika. Pada pekerja dipaksa untuk menahan saham-saham
tersebut walaupun harganya sudah jatuh, sedangkan para eksekutif berhak menjual
saham tersebut kapan pun.
Pada hari Jumat,
24 Januari 2002 Clifford Baxter bekas wakil komisaris Enron bunuh diri dengan
menembak kepalanya. Polisi Houston menemukan mayat Baxter di dalam mobil
Mercedesnya yang diparkir di rumah mewahnya di Houston. Baxter sendiri telah
resmi berhenti bekerja untuk Enron pada bulan Mei 2001 karena tidak tahan
melihat bisnis kerja Enron yang tidak beretika. Polisi menegaskan bahwa Baxter,
yang juga dinyatakan sebagai terdakwa dalam puluhan kasus pengadilan yang
diajukan pemegang saham Enron, dipanggil oleh Congress untuk memberikan
kesaksiannya. Tidak tahan dengan tekanan yang bertambah setiap harinya, Baxter,
walau banyak pihak yakin Baxter tidak akan dikirim ke penjara, mengakhiri
hidupnya dengan menyedihkan.
Keberanian
akuntan-akuntan Andersen untuk "meridhoi" sistem pembukuan terpisah
dari Enron tidak berarti banyak bila Congress menyetujui pemisahan divisi
"akunting/auditing" dan "konsultasi" yang diterapkan oleh
Lima Besar. Proposal pemisahan ini sudah diajukan oleh bekas ketua komisi
sekuritas dan perdagangan Amerika (Securities and Exchange Commission) Arthur
Levitt pada tahun 1999. Proposal itu ditolak mentah-mentah oleh anggota
Congress yang menerima bantuan finansial selama kampanye mereka dari Wall
Street dan Lima Besar. Bantuan finansial itu ternyata masih dalam limit yang
legal. Dengan demikian, Congress bisa bekerja lebih adil bila ada peraturan
lebih ketat dalam penerimaan bantuan kampanye dari perusahaan dan industri. Hal
ini juga berlaku untuk Gedung Putih. Walaupun sampai saat ini belum ada bukti
keterlibatan Gedung Putih dengan kehancuran Enron, jumlah uang kontribusi yang
sangat besar dari Enron untuk sebuah partai atau seorang calon politikus, cukup
menarik kecurigaan dari publik.Enron adalah contoh dari bisnis yang dibangun
berdasarkan ilusi (House of cards). Hampir seluruhnya terbuat dari kebohongan
satu ditutupi dengan kebohongan yang lain. Sayangnya, banyak pihak yang rela
ikut berpartisipasi dalam drama besar ini karena mereka tahu bila kebohongan
itu sudah terlalu besar dan melibatkan hampir setiap orang, maka tidak ada
pihak lain yang terlihat "tidakberdusta". Dengan singkat, kisah Enron
bisa diartikan sebagai perkawinan antara ketamakan dari eksekutif perusahaan
dan kehausan kekuasaan dari para politikus.Satu hal yang harus disadari oleh
setiap orang di seluruh dunia ialah kebijakan untuk mengambil makna dari fiasko
besar ini. Walaupun skandal Enron menyeret hampir seluruh jajaran institusi
terkemuka Amerika, kita tetap harus memiliki keyakinan (faith) bahwa masih
lebih banyak orang Amerika dan instituti-institusinya yang berpijak pada hukum
dan norma yang ada. Akuntan adalah salah satu profesi tertua dan paling
konservatif di dunia, para akuntan memegang teguh kode etika yang diterapkan
dan mereka bangga akan kebersihan dari nama baik akuntan yang sudah ratusan
tahun umurnya. Pemerintah dan Congress Amerika, lengkap dengan dinamika dan
ketidak sempurnaannya, tetap harus dihargai sebagai salah satu badan legislatif
dan eksekutif yang paling terbuka dan paling efisien. Masih banyak anggota
kongres dan jajaran kabinet yang benar-benar bekerja untuk menjadikan Amerika
sebagai negara yang bersih dan teratur. Terakhir, walau dengan kehancuran dari
perusahaan bernilai 66 triliun dolar AS, Amerika tetap harus diakui sebagai
ekonomi terbesar di dunia. Pasar bebas dan kapitalisme yang diterapkan di sana
tetap berlaku sebagai sistem terbaik dari dunia perdagangan dan finansial,
karena level dari transparansi dan independen yang sangat tinggi.
1.3
Aplikasi
Penerapan Kajian Terhadap Objek/Kasus
1.3.1
Tinjauan
Bidang Lingkungan Politik
Kasus Enron, merupakan
satu dari sederet kejahatan kerah putih melalui rekayasa pembukuan. Kasus
seperti itu tampaknya tidak semata menyangkut soal manajemen keuangan
perusahaan, praktik curang akunting dan akal-akal jajaran direksinya, tetapi
lebih dari itu menyangkut aspek lain yang berkaitan dengan politik uang (money politics) dalam kegiatan bisnis
dan jalannya pemerintahan.
Bangkrutnya
Enron merupakan skandal keuangan yang berakar pada politik. Di luar jalur resmi
dan formal, koneksi dan pintu belakang menjadi akses politik yang kuat.
Ketika bisnis
dari sebuah bisnis adalah politik, yang muncul adalah kapitalis kroni.Mengamati
lebih jauh kasus Enron, Presiden George Bush adalah kapitalis kroni. Karier
usahanya dibangun berdasar koneksi politik dan karier politiknya dibangun
berdasarkan uang. (Washington Post, 28/1/02)
Masalah yang
mendasar di AS adalah terlalu kuat dominasi politik oleh uang. Bangkrutnya
Enron dan sederet kasus serupa mengungkap satu hal, betapa dekatnya politik
dengan bisnis sekaligus betapa sulitnya memisahkan kedua aspek tersebut.
Di tengah
kecurigaan ini terungkap, ke-24 orang jajaran eksekutif atas dewan direksi
Enron telah menyumbangkan dana sebesar 800.000 dollar AS untuk kedua partai,
termasuk untuk anggota Kongres maupun kepada Presiden Bush. Skandal ini semakin
rumit dengan diduganya keterlibatan banyak pejabat tinggi gedung putih dan
politisi di Senat Amerika Serikat yang pernah menerima kucuran dana politik
dari perusahaan ini. Bahkan tercatat 35 pejabat penting pemerintahan George W.
Bush merupakan pemegang saham Enron. Dalam daftar perusahaan penyumbang dana
politik, Enron tercatat menempati
peringkat ke-36, dan penyumbang peringkat ke-12 dalam penggalangan dana
kampanye George W. Bush. Akibat keterkaitan semacam itu, banyak orang curiga
pemerintahan Bush dan para politisi telah dan akan memberikan perlakuan
istimewa, baik dalam bisnis Enron selama ini maupun dalam proses penyelamatan perusahaan itu.
Hukum perpajakan
Amerika menegaskan bahwa stock option
atau opsi kepemilikan perusahaan bisa dikategorikan sebagai
"gaji/upah" pegawai. Karena Enron selama ini memberikan bonus dan
kompensasi kepada pegawainya dalam bentuk stock
option, maka walau dalam bentuk fisik hanyalah kertas, Enron mampu
mengurangi nilai laba mereka dengan nilai opsi tersebut di pasar bebas. Bila
keuntungan Enron dikurangi dengan nilai opsi tersebut, maka sebagai hasil akhir
Enron tidak memiliki laba sama sekali dan perusahaan yang tidak memiliki laba
tidak membayar pajak.
Hal lain yang
dihasilkan oleh praktek tersebut adalah paling tidak ada 17 produk kebijakan
Gedung Putih di bidang energi yang menguntungkan Grup Enron. Mulai dari proyek
energi Dharbol di India, promosi turbin angin (wind power), hingga lisensi hydropower.
1.3.2
Tinjauan
Bidang Lingkungan Sosial Dan Budaya
Kegiatan
pemasaran global dilaksanakan dalam lingkungan yang selalu berubah oleh bauran
ekonomi, budaya, dan tekanan social. Dalam meletakkan perspektif global kita
harus menjawab satu hal yaitu bahkan dalam transaksi komersial yang mana semua
pihak termasuk dalam masyarakat konteks rendah. Pemahaman yang berbeda atas
masing-masing kewajiban setiap pihak seringkali terjadi.
Dalam
perkembangannya Enron sebagai perusahaan global memiliki lingkungan social yang
diwakili oleh para Stakeholdernya, berikut pihak stakeholders Enron Corporation:
- Investor
- Kreditor
- Supplier
- Pelanggan
- Karyawan
- Pemerintah
- Asuransi
- Manajemen
perusahaan
Dengan
kebohongan public yang dilakukan oleh Enron memberikan penurunan kepercayaan
pada perusahaan Enron Corporation sendiri. Selama tujuh tahun terakhir, Enron
melebih-lebihkan laba bersih dan menutup-tutupi utang mereka. Auditor
independen, Andersen (yang dahulu dikenal sebagai Arthur Andersen), dituding
ikut berperan dalam "menyusun" pembukuan kreatif Enron. Lebih buruk
lagi, kantor hukum yang menjadi penasihat Enron, Vinson & Eikins, juga
dituduh ikut ambil bagian dalam korupsi skala dunia ini dengan membantu membuka
partnership-partnership kontroversial
yang dianggap sebagai biang keladi dari kehancuran Enron. Terakhir, bank
investasi besar di Wallstreet seperti Salomon Smith Barney unit, Credit Suisse
First Boston, Merrill Lynch, Goldman Sachs, J.P. Morgan Chase and Lehman Bros,
ikut meraup 214 juta dolar AS dalam komisi sebagai penjual saham dan obligasi
dari Enron.
Isu yang terkait
dengan corporate government pada
kasus bangkrutnya Enron
Corporation
- Transparansi
Keterbukaan informasi harus tetap
menjadi landasan untuk operasi bisnis. Bila hal tersebut tidak dilaksanakan
dengan semestinya, maka akan timbul spekulasi tentang kasus-kasus kejahatan
ekonomi tingkat tinggi yang pastinya akan memakan banyak korban tidak hanya stockholder
namun juga dari seluruh komponen stakeholders.
- Manajemen
Pihak manajemen telah melakukan penipuan publik yang dapat
merugikan semua pihak terutama pihak-pihak yang berkepentingan. Dalam kasus ini
pihak menajemen cenderung menginginkan keuntungan yang tinggi bagi diri sendiri
(pribadi), tanpa memperhatikan resiko apa saja yang dapat ditimbulkan dari
beberapa pelanggaran etika dan hukum yang berawal dari pihak manajemen
perusahaan yang melibatkan banyak pihak, pihak-pihak yang mendapat keuntungan
dari kejahatan berjamaah ini dan pihak-pihak yang sangat dirugikan, seperti
para pemegang saham, karyawan, dll.
- Auditor
Dalam kasus ini pihak auditor yaitu Arthur Andersen telah
melanggar kode etik auditor yang sangat memalukan dan telah merusak citra nama
Arthur Andersen menjadi buruk dan telah mencoreng nama akuntan publik secara
keseluruhan sehingga perusahaan tersebut kini telah dibubarkan. Nama Negara
Amerika pun ikut tercoreng dengan adanya kasus ini, mengingat Amerika di mata
dunia internasional dikenal sebagai negara yang memiliki sistem
terbaik dari dunia perdagangan dan finansial, karena level dari transparansi dan
independen yang sangat tinggi.
- Pihak Eksternal Perusahaan
Dalam kasus ini pihak eksternal perusahaan kurang memahami isi
dari laporan keuangan itu sendiri. Seharusnya pihak eksternal perusahaan lebih
berhati-hati, waspada dan teliti dalam memahami dan menggunakan laporan
keuangan.
Kesalahan Enron
bukanlah terbatas pada penyelewengan pembukuannya. Suka atau tidak, perusahaan
sebesar Enron tidak akan jatuh apabila keadaan sekelilingnya berlaku wajar
dalam norma-norma etika dan hukum. Enron tidak akan berani mendirikan kongsi
dagang-kongsi dagang yang sangat kompleks apabila hukum sekuritas Amerika (Security Law) tidak membiarkan pembukuan
terpisah antara induk perusahaan dan kongsi dagang tersebut. Kalaupun itu
terjadi, kongsi dagang tidak akan bisa bertahan lama bila auditor luar Andersen
bekerja sesuai dengan peraturan etika yang diterapkan oleh badan tertinggi
ikatan akuntan publik (American Institute
of Certified Public Accountants). Keberanian akuntan-akuntan Andersen untuk
"meridhoi" sistem pembukuan terpisah dari Enron tidak berarti banyak
bila Congress menyetujui pemisahan divisi "akunting/auditing" dan
"konsultasi" yang diterapkan oleh Lima Besar. Proposal pemisahan ini
sudah diajukan oleh bekas ketua komisi sekuritas dan perdagangan Amerika
(Securities and Exchange Commission) Arthur Levitt pada tahun 1999. Proposal
itu ditolak mentah-mentah oleh anggota Congress yang menerima bantuan finansial
selama kampanye mereka dari Wall Street dan Lima Besar. Bantuan finansial itu
ternyata masih dalam limit yang legal. Dengan demikian, Congress bisa bekerja
lebih adil bila ada peraturan lebih ketat dalam penerimaan bantuan kampanye
dari perusahaan dan industri. Hal ini juga berlaku untuk Gedung Putih. Walaupun
sampai saat ini belum ada bukti keterlibatan Gedung Putih dengan kehancuran
Enron, jumlah uang kontribusi yang sangat besar dari Enron untuk sebuah partai
atau seorang calon politikus, cukup menarik kecurigaan dari publik.Enron adalah
contoh dari bisnis yang dibangun berdasarkan ilusi (House of cards). Hampir seluruhnya terbuat dari kebohongan satu
ditutupi dengan kebohongan yang lain. Sayangnya, banyak pihak yang rela ikut
berpartisipasi dalam drama besar ini karena mereka tahu bila kebohongan itu
sudah terlalu besar dan melibatkan hampir setiap orang, maka tidak ada pihak
lain yang terlihat "tidakberdusta". Dengan singkat, kisah Enron bisa
diartikan sebagai perkawinan antara ketamakan dari eksekutif perusahaan dan
kehausan kekuasaan dari para politikus. Satu hal yang harus disadari oleh
setiap orang di seluruh dunia ialah kebijakan untuk mengambil makna dari fiasko
besar ini. Walaupun skandal Enron menyeret hampir seluruh jajaran institusi
terkemuka Amerika, kita tetap harus memiliki keyakinan (faith) bahwa masih lebih banyak orang Amerika dan instituti-institusinya
yang berpijak pada hukum dan norma yang ada.
1.4
Solusi
Pemecahan Masalah/Kasus
Kesalahan Enron
bukanlah terbatas pada penyelewengan pembukuannya. Suka atau tidak, perusahaan
sebesar Enron tidak akan jatuh apabila keadaan sekelilingnya berlaku wajar
dalam norma-norma etika dan hukum. Enron tidak akan berani mendirikan kongsi
dagang-kongsi dagang yang sangat kompleks apabila hukum sekuritas Amerika
(Security Law) tidak membiarkan pembukuan terpisah antara induk perusahaan dan
kongsi dagang tersebut. Kalaupun itu terjadi, kongsi dagang tidak akan bisa
bertahan lama bila auditor luar Andersen bekerja sesuai dengan peraturan etika
yang diterapkan oleh badan tertinggi ikatan akuntan publik (American Institute
of Certified Public Accountants).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar