Manajemen risiko adalah suatu
pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan
dengan ancaman. Manajemen risiko keuangan terfokus pada risiko yang dapat
dikelola dengan menggunakan instrumen-instrumen keuangan.
Tujuan utama manajemen risiko keuangan adalah untuk meminimalkan potensi kerugian yang timbul dari perubahan tak terduga dalam harga mata uang, kredit, komoditas, dan ekuitas.
Tujuan utama manajemen risiko keuangan adalah untuk meminimalkan potensi kerugian yang timbul dari perubahan tak terduga dalam harga mata uang, kredit, komoditas, dan ekuitas.
Para pelaku pasar cenderung tidak berani mengambil risiko. Perantara jasa keuangan dan pencipta pasar memberikan respons dengan menciptakan produk keuangan yang memungkinkan seorang pelaku pasar untuk mengalihkan risiko perubahan harga tak terduga kepada orang lain-pihak lawan.
1. Komponen Utama Risiko Mata Uang Asing
Untuk meminimalkan eksposur yang dihadapi atas volatilitas kurs valuta asing, harga komoditas, tingkat suku bunga, dan harga sekuritas, industri jasa keuangan banyak menawarkan produk lindung nilai keuangan, seperti swap, suku bunga, dan juga opsi. Kebanyakan instrument keuangan tersebut diperlakukan sebagai pos-pos di luar neraca oleh sejumlah perusahaan yang melakukan pelaporan keuangan secara internasional. Akibatnya, risiko-risiko yang terkait dengan penggunaan instrument ini sering kali tertutupi, dan sampai sekarang pembuat standar akuntansi dunia melakukan pembahasan atas prinsip pengukuran dan pelaporan yang tepat untuk produk-produk keuangan ini. Materi pembahasan ini salah satunya adalah membahas pelaporan internal dan masalah pengendalian yang terkait dengan masalah yang sangat penting
Ada beberapa komponen utama dalam risiko mata uang asing, yaitu:
a)
Accounting risk (risiko akuntansi): Risiko bahwa
perlakuan akuntansi yang lebih disukai atas suatu transaksi tidak tersedia.
b)
Balance sheet hedge (lindung nilai neraca) : Mengurangi
eksposur valuta asing yang dihadapi dengan membedakan berbagai aktiva dan
kewajiban luar negeri suatu perusahaan.
c)
Counterparty (pihak lawan) : Individu/lembaga yang
terpengaruh dengan suatu transaksi.
d)
Credit risk (risiko kredit) : Risiko bahwa pihak
lawan mengalami gagal bayar atas kewajibannya.
e)
Derivatif : Perjanjian kontraktual yang menimbulkan
hak atau kewajiban khusus dengan nilai yang berasal dari instrument atau
komoditas keuangan lainnya.
f)
Economic exposure (eksposur ekonomi) : Pengaruh
perubahan kurs valuta asing terhadap biaya dan pendapatan perusahaan di masa
depan.
g)
Exposure management (manajemen eksposur) :
Penyusunan strukturdalam perusahaan untuk meminimalkan pengaruh buruk perubahan
kursterhadap laba.
h)
Foreign currency commitment (komitmen mata uang
asing) : Komitmen penjualan/pembelian perusahaan yang berdenominasi dalam mata
uang asing.
i)
Inflation differential (perbedaan inflasi):
Perbedaan dalam laju inflasi antar dua negara atau lebih.
j)
Liquidity risk (risiko likuiditas) : Ketidakmampuan
untuk melakukan perdagangan suatu instrument keuangan dengan tepat waktu.
k)
Market discontinuities (diskontinuitas pasar) :
Perubahan nilai pasar secara mendadak dan signifikan.
l)
Market risk (risiko pasar) : Risiko kerugian akibat
perubahan tak terduga dalam harga valuta asing, kredit komoditas, dan ekuitas.
m)
Net exposed asset position (risiko potensial posisi
aktiva bersih) : Kelebihan posisi aktiva terhadap posisi kewajiban (juga
disebut sebagai posisi positif).
n)
Net exposed liability position (risiko potensial
posisi kewajiban bersih) : Kelebihan posisi kewajiban terhadap posisi aktiva
(juga disebut sebagai posisi negatif).
o)
Net investment (investasi bersih) : Suatu posisi
aktiva atau kewajiban bersih yang terjadi pada suatu perusahaan.
p)
National amount (jumlah nasional) : Jumlah pokok
yang dinyatakan dalam kontrak untuk menentukan penyelesaian.
q)
Operational hedge (lindung nilai operasional) :
Perlindungan risiko valutaasing yang memfokuskan pada variabel yang
mempengaruhi pendapatandan beban suatu perusahaan dalam mata uang asing.
r)
Option (opsi) : Hak (bukan kewajiban) untuk membeli
atau menjual suatu kontrak keuangan sebesar harga yang ditentukan sebelum atau
pada saat tanggal tertentu di masa datang.
s)
Regulatory risk (risiko regulator) : Risiko bahwa
suatu undang-undang public akan membatasi maksud penggunaan suatu produk
keuangan.
t)
Risk mapping (pemetaan risiko) : Mengamati hubungan
temporal berbagai risiko pasar dengan berbagai variabel laporan keuangan yang
mempengaruhi nilai perusahaan dan menganalisis kemungkinan terjadinya.
u)
Structural hedges (lindung nilai struktural) :
Pemilihan atau relokasi operasi untuk mengurangi keseluruhan eksposur valuta
asing suatu perusahaan.
v)
Tax risk (risiko pajak) : Risiko bahwa tidak adanya
perlakuan pajak yang diinginkan.
w)
Translation exposure (eksposur translasi) :
Mengukur pengaruh dalam mata uang induk perusahaan atas perubahan valuta asing
terhadap aktiva, kewajiban, pendapatan, dan beban dalam mata uang asing.
x)
Transaction potential risk (risiko potensial
transaksi) : Keuntungan ataukerugian valuta asing yang timbul dari penyelesaian
atau konversitransaksi dalam mata uang asing.
y)
Value at risk (nilai atas risiko) : Risiko kerugian
atas portofolio perdagangan suatu perusahaan yang disebabkan oleh perubahan
dalam kondisi pasar.
z)
Value driver (pemicu nilai) : Akun-akun neraca dan
laporan laba rugi yangmempengaruhi nilai perusahaan.
1.
Identifikasi
komponen-komponen utama resiko mata uang asing.
Para eksekutif keuangan di seluruh dunia mencoba mencari cara untuk
meminimalkan eksposur yang dihadapi atas volatilitas kurs valuta asing, harga
komoditas, tingkat suku bunga, dan harga sekuritas. Oleh karena itu, industri jasa
keuangan banyak menawarkan produk lindung nilai keuangan, seperti swap, suku
bunga, dan opsi. Kebanyakan instrument keuangan tersebut diperlakukan sebagai
pos-pos di luar neraca oleh sejumlah perusahaan yang melakukan pelaporan
keuangan secara internasional.
Akibatnya, risiko-risiko yang terkait dengan penggunaan instrument ini
sering kali tertutupi dan sampai dengan sekarang pembuat standar akuntansi di
seluruh dunia melakukan pembahasan atas prinsip pengukuran dan pelaporan yang
tepat untuk produk-produk keuangan ini.
Materi
pembahasan ini salah satunya adalah membahas pelaporan internal dan masalah
pengendalian yang terkait dengan masalah yang sangat penting.
Bentuk
risiko selain risiko pasar yang harus diperhatikan oleh akuntan manajemen:
1.
Risiko likuiditas.
Karena tidak semua produk manajemen risiko keuangan dapat diperdagangkan secara
bebas.
2.
Risiko
kredit. Kemungkinan bahwa pihak lawan dalam kontrak manajemen resiko tidak
dapat memenuhi kewajibannya.
3.
Risiko
regulasi. Pihak otoritas publik melarang penggunaan suatu produk keuangan untuk
tujuan tertentu. Contoh: Bursa efek Kuala Lumpur tidak mengizinkan penggunaan
short sales sebagai alat lindung nilai terhadap penurunan harga ekuitas.
4.
Risiko
pajak. Transaksi lindung nilai tertentu tidak dapat memperoleh perlakuan pajak
yang diinginkan.
5.
Risiko
akuntansi. Peluang bahwa suatu transaksi lindung nilai tidak dapat dicatat
sebagai bagian dari transaksi yang hendak dilindungi nilai.
B.
Mengetahui tugas dalam mengelola resiko mata uang asing
Pertumbuhan jasa manajemen risiko yang cepat menunjukkan bahwa manajemen
dapat meningkatkan nilai perusahaan dengan mengendalikan risiko keuangan. Jika
nilai perusahaan menyamai nilai kini arus kas masa depannya, manajemen potensi
risiko yang aktif dapat dibenarkan dengan beberapa alasan.
Pertama, manajemen eksposur membantu dalam menstabilkan ekspektasi arus
kas perusahaan. Aliran arus kas yang lebih stabil dapat meminimalkan kejutan
laba sehingga meningkatkan nilai kini ekspektasi arus kas. Manajemen eksposur
yang aktif memungkinkan perusahaan untuk berkonsentrasi pada risiko bisnisnya
yang utama.
Para pemberi pinjaman, karyawan dan pelanggan juga memperoleh manfaat
dari manajemen eksposur. Akhirnya karena kerugian yang ditimbulkan oleh risiko
harga dan suku bunga tertentu dialihkan kepada pelanggan dalam bentuk harga
yang lebih tinggi, manajemen eksposur membatasi risiko yang dihadapi oleh
konsumen.
2. Tugas Dalam Mengelola Mata Uang Asing
Manajemen risiko dapat meningkatkan nilai perusahaan dengan mengidentifikasi, mengendalikan/mengelola risiko keuangan yang dihadapi secara aktif. Jika nilai perusahaan menyamai nilai kini arus kas masa depannya, manajemen potensi risiko yang aktif dapat dibenarkan dengan beberapa alasan berikut :
I.
Manajemen eksposur membantu dalam menstabilkan
ekspektasi arus kas perusahaan. Aliran arus kas yang lebih stabil dapat
meminimalkan kejutan laba, sehingga meningkatkan nilai kini ekspektasi arus
kas. Laba yang stabil juga mengurangi kemungkinan risiko gagal bayar dan kebangkrutan,
atau risiko bahwa laba mungkin tidak dapat menutupi pembayaran jasa utang
kontraktual.
II.
Manajemen eksposur yang aktif memungkinkan
perusahaan untuk berkonsentrasi pada risiko bisnisnya yang utama. Contohnya
pada perusahaan manufaktur, ia dapat melakukan lindung nilai risiko suku bunga
dan mata uang, sehingga dapat berkonsentrasi pada produksi dan pemasaran.
III.
Para pemberi pinjaman, karyawan, dan pelanggan juga
memperoleh manfaat dari manajemen eksposur. Pemberi pinjaman umumnya memiliki
toleransi risiko yang lebih rendah dibandingkan dengan pemegang saham, sehingga
membatasi eksposur perusahaa n untuk menyeimbangkan kepentingan pemegang saham
dan pemegang obligasi. Produk derivative juga memungkinkan dana pensiun yang
dikelola pemberi kerja memperoleh imbalan yang lebih tinggi dengan memberi
kesempatan untuk berinvestasi dalam instrument tertentu tanpa harus membeli
atau menjual instrument terkait secara nyata. Karena kerugian yang ditimbulkan
oleh risiko harga dan suku bunga tertentu dialihkan kepada pelanggan dalam
bentuk harga yang lebih tinggi, manajemen eksposur membatasi risiko yang
dihadapi oleh konsumen.
3.
Pendefinisian dan Perhitungan Risiko Translasi
Perusahaan dengan operasi luar negeri yang signifikan menyusun laporan keuangan konsolidasi yang memungkinkan para pembaca laporan keuangan untuk mendapatkan pemahaman yang holistic atas operasi perusahaan baik domestic dan luar negeri. Laporan keuangan anak perusahaan luar negeri yang berdenominasi dalam mata uang asing disajikan ulang dengan mata uang induk perusahaan. Proses penyajian ulang informasi keuangan dari satu mata uang ke mata uang lainnya disebut translasi. Translasi tidak sama dengan konversi. Konversi adalah pertukaran dari satu mata uang ke mata uang yang lain secara fisik. Translasi hanyalah perubahan satuan unit moneter, seperti hanya sebuah neraca yang dinyatakan dalam IDR disajikan ulang dalam nilai ekuivalen Dollar AS.
Potensi risiko translasi ini mengukur pengaruh perubahan kurs valas terhadap nilai ekuivalen mata uang domestik atas aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing yang dimiliki oleh perusahaan. Karena jumlah dalam mata uang asing umumnya ditranslasikan ke dalam nilai ekuivalen mata uang domestik untuk tujuan pengawasan manajemen atau pelaporan keuangan eksternal, pengaruh translasi itu menimbulkan dampak langsung terhadap laba yang diinginkan.
Risiko translasi dapat dihitung dengan 2 cara, yaitu:
·
Dikatakan potensi risiko positif apabila aktiva
terpapar lebih besar daripada kewajiban (yaitu pos-pos dalam mata uang asing
yang ditranslasikan berdasarkan kurs kini. Devaluasi mata uang asing relatif
terhadap mata uang pelaporan (nilai mata uang asing menurun) menimbulkan
kerugian translasi. Revaluasi mata uang asing (nilai mata uang asing meningkat)
menghasilkan keuntungan translasi.
·
Potensi risiko negatif apabila kewajiban terpapar
melebihi aktiva terpapar. Dalam kasus ini, devaluasi mata uang asing
menyebabkan timbulnya keuntungan translasi. Revalusi mata uang asing
menyebabkan kerugian translasi.
Selain potensi risiko translasi
pengukuran akuntansi tradisional terhadap potensi risiko valas ini juga
berpusat pada potensi risiko transaksi. Potensi risiko transaksi berkaitan
dengan keuntungan dan kerugian nilai tukar valuta asing yang timbul dari
penyelesaian transaksi yang berdenominasi dalam mata uang asing. Keuntungan dan
kerugian transaksi memiliki dampak langsung terhadap arus kas. Laporan potensi
risiko transaksi berisi pos-pos yang umumnya tidak muncul dalam laporan
keuangan konvensional, tetapi menimbulkan keuntungan dan kerugian transaksi
seperti kontrak forward mata uang asing, komitmen pembelian dan penjualan masa
depan dan sewa guna usaha jangka panjang.
4. Perbedaan Risiko Akutansi dengan Risiko Ekonomi
Akuntansi manajemen memainkan peran
yang penting dalam proses risiko manajemen. Mereka membantu dalam
mengidentifikasikan eksposur pasar, mengkuantifikasi keseimbangan yang terkait
dengan strategi respons risiko alternative, mengukur potensi yang dihadapi perusahaan
terhadap risiko tertentu, mencatat produk lindung nilai tertentu dan
mengevaluasi program lindung nilai.
Kerangka dasar yang bermanfaat
untuk mengidentifikasi berbagai jenis risiko market berpotensi dapat disebut
sebagai pemetaan risiko. Kerangka ini diawali dengan pengamatan atas hubungan
berbagai risiko pasar terhadap pemicu nilai suatu perusahaan dan pesaingnya.
Pemicu nilai mengacu pada kondisi keuangan dan pos-pos kinerja operasi keuangan
utama yang mempengaruhi nilai suatu perusahaan. Risiko pasar mencakup risiko
kurs valuta asing dan suku bunga, serta risiko harga komoditas dan ekuitas.
Mata uang Negara sumber pembelian mengalami penurunan nilai relative terhadap
mata uang Negara domestik, maka perubahan ini dapat menyebabkan pesaing domestik
mampu menjual dengan harga yang lebih rendah, ini disebut sebagai risiko
kompetitif mata uang yang dihadapi. Akuntan manajemen harus memasukkan suatu
fungsi demikian probabilitas yang terkait dengan serangkaian hasil keluaran
masing-masing pemicu nilai.
Peran lain yang dimainkan oleh
para akuntan dalam proses manajemen resiko meliputi proses kuantifikasi
penyeimbangan yang berkaitan dengan alternative strategi respon risiko. Risiko
kurs valuta asing adalah salah satu bentuk risiko yang paling umum dan akan
dihadapi oleh perusahaan multinasional. Di dalam dunia kurs mengambang,
manajemen risiko mencakup:
a) antisipasi
pergerakan kurs,
b) pengukuran
risiko kurs valuta asing yang dihadapi perusahaan,
c) perancangan
strategi perlindungan yang memadai,
d) pembuatan
pengendalian manajemen risiko internal.
Manajer keuangan harus memiliki informasi mengenai kemungkinan arah, waktu, dan magnitude perubahan kurs dan dapat menyusun ukuran-ukuran defensive memadai dengan lebih efisien dan efektif.
Manajer keuangan harus memiliki informasi mengenai kemungkinan arah, waktu, dan magnitude perubahan kurs dan dapat menyusun ukuran-ukuran defensive memadai dengan lebih efisien dan efektif.
5. Strategi Perlindungan Nilai Tukar dan Perlakuan
Akuntansi yang Diperlukan
Setelah mengidentifikasi potensi risiko, selanjutnya adalah merancang strategi lindung nilai untuk meminimalkan atau bahkan menghilangkan potensi risiko tersebut. Hal ini dapat dilakukan dengan lindung nilai neraca, operasional, dan kontraktual.
a. Lindung Nilai Neraca
Strategi perlindungan dengan
menyesuaikan tingkatan dan nilai denominasi moneter aktiva dan kewajiban
perusahaan yang terpapar, yang akan dapat mengurangi potensi risiko yang
dihadapi perusahaan. Contoh metode lindung nilai pada suatu anak perusahaan
yang berlokasi di negara yang rentan terhadap devaluasi adalah:
·
Mempertahankan saldo kas dalam mata uang lokal
sebesar tingkat minimum yang diperlukan untuk mendukung operasi berjalan.
·
Mengembalikan laba yang di atas jumlah yang
diperlukan untukekspansi modal kepada induk perusahaan.
·
Mempercepat (memastikan-leading) penerimaan dari
piutang dagangyang beredar dalam mata uang local.
·
Menunda (memperlambat-lagging) pembayaran utang
dalam mata uang local.
·
Mempercepat pembayaran utang dalam mata uang asing.
·
Menginvestasikan kelebihan utang tunai ke dalam
persediaan danaktiva lainnya dalam mata uang local yang tidak terlalu terpengaruh
oleh kerugian devaluasi.
·
Berinvestasi dalam aktiva di luar negeri dengan
mata uang yang kuat
b. Lindung Nilai Operasional
Lindung nilai operasional
berfokus pada variabel-variabel yang mempengaruhi pendapatan dan beban dalam
mata uang asing. Pengendalian biaya yang lebih ketat memungkinkan margin
keselamatan yang lebih besar terhadap potensi kerugian mata uang. Lindung nilai
structural mencakup relokasi tempat manufaktur untuk mengurangi potensi risiko
yang dihadapi perusahaan atau mengubah negara yang menjadi sumber bahan mentah
dan komponen manufaktur.
c. Lindung Nilai Kontraktual
Salah satu bentuk lindung nilai
dengan instrumen keuangan, baik instrument derivatif maupun instrument dasar.
Produk instrument ini mencakup kontrak forward, future, opsi, dan gabungan
ketiganya dikembangkan. Untuk memberikan fleksibilitas yang lebih besar kepada
para manajer dalam mengelola potensi risiko valas yang dihadapi.
Perlakuan Akuntansi
Sebelum standar dibuat, standar
akuntansi global untuk produk derivatif tidak lengkap, tidak konsisten dan
dikembangkan secara bertahap. Kebanyakan instrument keuangan, yang sifatnya
dapat dieksekusi, diperlakukan sebagai pos-pos di luar neraca. Kemudian FASB
menerbitkan FAS No.133, yang diklarifikasi melalui FAS 149 pada bulan April
2003, untuk memberikan pendekatan tunggal yang komprehensif atas akuntansi
untuk transaksi derivatif dan lindung nilai. IFRS No. 39 (revisi) berisi
panduan yang untuk pertama kalinya memberikan tuntunan yang universal terhadap
akuntansi untuk derivative keuangan.
PERANAN AKUNTANSI
Akuntan
manajemen membantu dalam mengidentifikasikan eksposur pasar, mengkuantifikasi
keseimbangan yang terkait dengan strategi respons risiko alternatif, mengukur
potensi yang dihadapi perusahaan terhadap risiko tertentu, mencatat produk
lindung nilai tertentu dan mengevaluasi efektivitas program lindung nilai.
Pengungkapan. Pengungkapan yang diwajibkan
oleh FAS 133 dan IAS 39 sedikit banyak telah menyelesaikan masalah ini.
Pengungkapan itu antara lain:
-
Tujuan dan strategi manajemen resiko untuk melakukan transaksi lindung
nilai.
-
Deskripsi pos – pos yang dilindung nilai.
-
Identifikasi risiko pasar dari pos – pos yang dilindung nilai.
-
Deskripsi mengenai instrumen lindung nilai.
-
Jumlah yang tidak dimasukkan dalam penilaian efektivitas lindung nilai.
-
Justifikasi awal bahwa hubungan lindung nilai tersebut akan sangat efektif
untuk meminimalkan risiko pasar.
-
Penilai berjalan mengenai efektivitas lindung nilai aktual dari seluruh
derivatif yang digunakan selama periode berjalan.
F. Masalah
akuntansi dan pengendalian,terkait dengan manajemen risiko nilai tukar mata
uang asing
Meskipun
risiko terhadap nilai tukar mata uang asing telah dilakukan mitigasi, namun
demikian, beberapa perusahaan multinasional masih saja mendapat kendala.
Beberapa kendala yang dihadapi oleh perusahaan multinasional umumnya, adalah
sebagai berikut:
-
kendala lingkungan, yang dapat dilihat dari karakteristik yang berbeda dari
setiap negara. Kondisi ekonomi luar negeri dapat mempengaruhi arus kas
perusahaan multinasional
-
kendala regulasi, berupa perbedaan risiko setiap negara yang ada, seperti:
pajak, aturan-aturan konversi valuta serta peraturan lain yang dapat
mempengaruhi arus kas anak perusahaan.
-
kendala etika, yang digambarkan sebagai suatu praktik bisnis yang bervariasi di
setiap negara.
Dalam
melakukan perdagangan internasional, sebagian besar bisnis internasional
meminta pertukaran satu valuta dengan valuta yang lain untuk melakukan
pembayaran. Karena nilai tukar terus berfluktuasi, jumlah kas yang dibutuhkan
untuk melakukan pembayaran juga tidak pasti. Konsekuensinya, jumlah unit valuta
negara asal yang dibutuhkan untuk membayar dapat pula berubah walaupun
pemasoknya tidak mengubah harga.
Pengendalian keuangan yang efektif adalah dengan sistem evaluasi
kinerja.
Sistem evaluasi kinerja terbukti bermanfaat dalam berbagai sektor.
Sektor ini mencakup, tetapi tidak terbatas pada, bagian treasury
perusahaan, pembelian dan anak perusahaan luar negeri. Kontrol terhadap bagian treasury
perusahaan mencakup pengukuran kinerja seluruh program manajemen risiko
nilai tukar, mengidentifikasikan lindung nilai yang digunakan, dan pelaporan
hasil lindung nilai. System evaluasi tersebut juga mencakup dokumentasi atas
bagaimana dan sejauh apa bagian treasury perusahaan membantu unit usaha
lainya dalam organisasi itu.
Belajar dan Bertapa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar