BUMI DAENG
Lontara menjadi simbol
naskah sejarah. . .
Dalam riwayat daeng. .
Menakhlukkan samudera
dengan armada pinisi . . .
Mamiri takkan berhenti
menuip
Layar pinisi yang
terlanjur berkembang
Puing-puing benteng bekas
gempuran koloni . . . .
Masih berdiri menjadi
gambaran . . .
Kekuatan sang daeng . .
Jangan kira kecil nyali
daeng . .
Lompo battang bukan
tandingannya,
Bawakaraeng pun tunduk
pada daeng. .
Hantaman ombak losari juga
tak bisa menyurutkannya. . .
Jangan kau injak siri`nya
daeng,
Karena darah akan
menebusnya. . .
Jangan kau buat pace diri
daeng ,
Karena matipun daeng tidak
takut. . .
Meski lidah daeng kadang
menusuk. .
Setajam badik yang
menghunus. .
Tapi hati daeng lembut nan
kapas. .
Meski keras lantang tutur
daeng . .
Budinya tawadhu ibarat
tunduknya padi . .
Akal daeng tidak akan
tumpul
Karena di asa terus
seperti badik yang tajam terasa. .
Walau kau pangkas bumi
daeng. .
Daeng takkan
mundur daeng dari buminya. . .
Akan bertahan tertancap di
bumi, tajinya daeng . .
Menjaga sampai habis
darahnya tertumpah. .
Daeng akan terus hidup di buminya. .
Memproklamasikan
keberadaannya . .
Seperti ayam jantan yang
berkokok menyambut fajar..
Biarkan daeng tenang dalam
rindangan di bawah pohon lontara. .
Biar mabuk dalam buaian
manisnya tuak buminya, diisenandungkan
kecapi . .
Biarkan mamiri menyejukkan
penat di bumi daeng. . .
Biar damai daeng di
buminya. . .
27/2/2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar